Minggu, 13 November 2011

My Cerpen ( My Friend is Rain )



My Friend is Rain

Setidaknya aku melihat hujan hari ini. Tapi matahari tetap saja muncul. Aku benci suasana ini. Tidak seharusnya matahari tetap tersenyum melihatku. Aku ingin hujan !!! tetap ingin hujan !!! aku ingin melihat hujan !!!
“henna… kau ingin pulang bersamaku?” ina mengajak ku pulang bersama karena rumah kami searah. Seperti biasa hanya ku jawab dengan gelengan. Aku terus menatap matahari dengan mata meringis, karena cahayanya begitu silau.
“kenapa kau tidak istirahat saja & membiarkan hujan yang menggantikanmu? Aku ingin melihat hujan. Aku tidak membencimu, tapi aku lebih menyukai hujan !” gerutuku kepada matahari itu. Aku terus saja berjalan pulang. Sampai gerbang sekolah begitu berisik anak-anak membunyikan motornya. Aku benci suasana ini. Aku ingin hening. Ah aku tau tempatnya. Aku terus meneruskan perjalanan ku kerumah. Sampai terlihatlah rumahku. Tapi aku tak ingin menginjakkan rumah, aku ingin menginjak taman itu, taman yang berseberangan dengan rumahku. Komplek ini sangat sepi. Taman ini seperti hanya pajangan. Tapi bagiku taman ini adalah penghiburku. Aku duduk di salah satu ayunan. Inilah kebiasaan ku. Ah aku tadi punya permen dan coklat saat di sekolah. Aku mengeluarkannya, tapi tiba-tiba seorang anak kecil menangis kepadaku. Oh.. aku harus merelakan coklat dan permanku.
“jangan menangis lagi  yah adik kecil” bisikku sambil tersenyum.
“terima kasih kak, kau baik dan cantik !” ujar anak kecil itu dan langsung berlari. Aku hanya tersenyum. Aku memang pendiam tapi anak kecil selalu menyukaiku. Entahlah mungkin karena rasa suka ku pada anak kecil.
“hai… terima kasih atas coklat dan permennya. Apa aku boleh berkenalan dengan mu?” tiba-tiba saja laki-laki aneh mendekatiku & duduk di ayunan  sebelah ku. Aku hanya menatapnya aneh. Sepertinya aku merasakan percikan air menetes di wajahku. Oh .. hujan ! ini hebat ! akhirnya…! Aku berdiri dan membentangkan tanganku lalu memejamkan mataku. Inilah suasana terhebat yang aku suka ! rain sahabatku.. tetaplah kau turun. Jangan berhenti. Ah aku rasa laki-laki itu sudah pergi  Saat aku membentangkan tangan & memejam. Aku tak akan membuka mataku sebelum hujan berhenti. Sepertinya hujan ini akan lama tapi sebaiknya aku duduk.
“oh tidak ! laki-laki itu di sebelahku.tapi kenapa dia mengikuti gerakanku? dia basah kuyup sepertiku. Sebenarnya siapa dia? Tidak pernah ada laki-laki sampai seperti ini mendekatiku. Ah kenapa aku jadi penasaran seperti ini Ya Allah..” ujarku dalam hati. Aku kembali duduk di ayunan dan terus memperhatikannya dengan aneh.
“ah… dia membuka mata..” ujarku dalam hati. Dia menghampiriku.
“apa kau tak ingin menyebutkan namamu? Baiklah aku akan memperkenalkan diriku. Namaku rain. Aku tinggal di sana, aku pindahan dari bandung. Hari ini hari pertama ku di rumah itu.” Ujarnya sambil menunjuk rumahnya yang tepat di sampingku. Rain? Hujan?
“rain adalah hujan. Ibuku melahirkanku di saat hujan, maka dari itu aku di namakan Rain. Aku sangat suka hujan. Tadi adalah ekspresiku menyambut hujan. Apakah kau juga suka hujan ?” laki-laki itu terus saja berbicara. Hujan pun sudah reda. Ah lebih baik aku segera pulang & berganti pakaian.
“he… kau mau kemana?” dia berteriak padaku. Ah aku tak peduli. Teman-temanku saja tak tahan berteman denganku. Apalagi dia. Aku pun masuk rumah.
“hei.. adik kecil, apa kau kenal dengan kakak itu?” Tanya rain kepada anak kecil yang lewat.
“ya..dia kakak yang cantik & baik” ujar anak itu.
“apa dia tidak bisa bicara?”
“tidak..dia sangat banyak bicara padaku & anak-anak yang lain”
“apa kau tau mengapa dia tidak ku ajak bicara hanya diam saja?”
“dia banyak bicara hanya pada kami, anak-anak kecil, aku tak tau mengapa dia tidak mau bicara pada teman-temannya sepertimu.”
“Baiklah… terima kasih anak manis. Ini untukmu” ujar rain sambil memberikan coklat.
“terima kasih kakak…” anak kecil itu berlari..
“kau pasti akan segera bicara padaku!” ujar rain.
Aku ingin keluar rumah..rumah ini begitu sepi dan penat. Ya Allah … kapan Kau isi rumah ini dengan kecerian?? Ayah dan ibuku terus mencari uang. Entahlah kapan mereka pulang. Kakak-kakak ku?? Sibuk dengan urusannya masing-masing. Hanya kelinciku yang menemani jika aku di rumah. Itupun jika dia terbangun.
“hei richi…kelinci manis apa kau sudah bangun?” ujar ku. Ternyata kelinciku bangun. Aku ajak saja dia bermain di taman.
“richi… kau tau? Aku bertemu pria yang menyukai hujan sepertiku tadi, tapi dia sangat aneh,ah aku tak tau dia siapa. Yang aku tau namanya adalah rain, bernama hujan. Apa kau suka hujan?pasti kau tak suka hujan.” Aku berbisik pada richi, keliciku yang sangat manis.
“hei kau masih tak mau menyebutkan namamu gadis cantik?” teriak rain di kejauhan menuju taman.
“Ah mau apa lagi pria itu? Apa dia tidak kapok berbicara padaku? Hei richi.. aku harus melakukan apa?” ujarku pada kelinciku. Aku hanya duduk terdiam di ayunan sambil memangku kelinciku.
“ah.. kau wanita yang misterius. Tapi kenapa kenapa anak-anak kecil menyukaimu? Kau begitu baik pada anak kecil, tidakkah kau juga baik padaku?” rain menundukkan kepalanya & menatap mataku begitu dekat. Aku hanya menghiraukannya & tetap terdiam.
“hei kakak manis…apakah kau ingin bermain denganku?” tiba-tiba seorang anak kecil menarik-narik tanganku.
“tentu! Tapi… hei kelinciku..kelinciku dimana kelinciku?” teriak ku karena di saat anak itu menarikku aku tak sempat mengambil richi dari pangkuanku.
“maafkan aku kakak.. aku tidak tau ..”
“Sudahlah adik,biar kakak mencari kelinci kakak!”
“akan ku bantu ka..” aku dan anak itu pun mencari richi. Tapi pria itu tetap memandangiku.
“apa kau tak tau kelincinya dimana?” Tanya laki-laki itu tiba-tiba.
“sejak awal aku sudah tau jika kau adalah pria aneh , jika aku tau kelincinya dimana tak mungkin aku mencarinya!!! Ya Allah aku tak tau di dunia ini masih ada laki-laki sepertimu.” Ujarku mulai berbicara.
“yeah! Aku berhasil membuatnya bicara.” Ujar rain dalam hati.
“richi… dimana kau manis?”
“richi??? Aku disini ka..” jawab adik kecil itu.
“apa?? Apa maksudmu adik kecil?”
“nama dia richi…dia adik ku…” jawab rain.
“ah apa aku sudah gila ! bertemu hujan sahabatku & sekarang peliharaanku richi ! oh tidak ! kenapa bisa begini !” ujar ku pelan sambil sesekali memegang kepalaku.
“hei.. ini kelincinya” teriak laki-laki itu di semak-semak & menjinjing kuping richi.
“hei!!! Jangan kau tarik kupingnya !!! apa kau sudah gila ??? sini !! oh richi.. apa kupingmu sakit?” teriak ku yang langsung merebut richi di tangan laki-laki itu.
“aku rasa kau yang gila. Dia hanya kelinci. Bukankah memang seperti itu memegang kelinci?” ujar laki-laki itu.
“dan menurut ku TIDAK !!!” jawabku meninggikan suara & langsung meninggalkan laki-laki itu.
“hei tunggu !!!” ah kenapa dia menarik tanganku.
“hei siapa kau !!! jangan sentuh aku !!!” teriakku.
“baiklah.. baiklah.. izinkan aku mengobrol denganmu & aku meminta maaf atas semuanya” aku hanya menatapnya dengan aneh. Kenapa dia tidak menyerah untuk mendekatiku? Dan mengapa dia bisa membuatku berbicara padanya? Ah aku benci ini.
“apa alasanku untuk mengatakan YA ! dan aku tak akan mengatakan YA !!!” jawabku dengan nada tinggi.
“hei adik-adik manis ayo kita bermain dengan kakak ini ..” dia memanggil anak-anak kecil yang sedang bermain. Apa??! Ya Allah.. kenapa Engkau temukan aku pada orang ini !!!” ujarku dalam hati. Ya Allah segerombolan anak kecil menghampiriku gara-gara laki-laki itu. Mau dia apa kepadaku?? Tapi anak-anak ini lucu-lucu. Tak tega aku melihatnya.
“ayo ka henna kita main..” ujar salah satu anak kecil itu, sambil menarik[-narik bajuku. Aku hanya tersenyum melihat anak-anak itu.
“oh ternyata namamu henna.. adik, kau mau main apa?” ujar laki-laki itu.ternyata dia lembut pada anak kecil. Dia juga pintar mengajak anak kecil main. Loh???! Kenapa aku jadi membanggakan dia?? Huft!
“ka henna ayo main !” ujar anak-anak kecil itu sambil menarik-narikku.
“iyah sayang. Kita main pasir !” ajak ku menuntun anak-anak kecil itu sambil membawa kelinciku. Aku dan sebagian anak kecil bermain pasir. Sedangkan laki-laki itu bermain balon dengan sebagian anak kecil lainnya. Tidak terasa sudah sore sekali.
“adi… ayo masuk nak.. sudah sore.. ayo mandi “ Ajak mamanya pada anak kecil itu.
“terima kasih yah henna, sudah mengajak main anak tante .” ujar mama adi.
“iyah tante. Gak papa.” Jawabku sambil tersenyum. Akhirnya anak-anak itu pulang ke rumahnya masing-masing. Tinggal pria itu yang masih betah mendekatiku.
“ternyata dirimu cukup terkenal ya henna “ ceplos laki-laki itu.
“apa urusannya dengan mu??”  jawabku jutek.
“memang tidak ada urusannya denganku. Aku hanya ingin tau. Terima kasih, aku sudah bisa melihat senyum & ketawamu. Ternyata kau sangat manis!” ujarnya.
“laki-laki tidak berguna !!!” ujarku.
“apa maksudmu???”
“omonganmu tak berguna! Apa hanya gombalan yang dapat dikeluarkan laki-laki??! Laki-laki tak berguna!!!” aku pun pergi meninggalkannya & masuk ke dalam rumah.
Ah rumah ini tetaplah sepi. Aku lelah.. aku langsung membaringkan tubuhku di tempat tidur.oh.. aku lapar.aku akan segera mandi & makan. Aku pun langsung masuk kamar mandi,setelah itu solat ashar &
memeriksa sesuatu yang dapat aku makan di kulkas.
“ting…tong…” tiba-tiba bel rumah berbunyi. Aku langsung segera membukakannya. Orang tua ku sepertinya belum waktunya pulang. Siapa yang datang ke rumahku?
”assalamuallaikum henna !!” Ya Allah mau pa si hujan datang kemari?!
“ada apa kau kesini??? Di rumah ku tak ada orang, jadi aku tidak bisa menerimamu di rumahku.”
“aku hanya ingin melihat rumahmu. Apa kau tak mau menjawab salam ku?”
“walaikumsalam, sudahkan ? silahkan pergi..”
“baiklah.. ayo…” laki-laki itu tiba-tiba menarik ku keluar rumah & terus berlari menarikku.
“hei..kau mau bawa aku kemana?” teriak ku sambil terengah-engah.
“tenanglah, aku tidak akan melakukan apapun terhadapmu!”
“hei..aku lelah..ini sudah malam…tidak bisakah kita berhenti berlari?!” teriak ku.
“baiklah , tunggu sebentar” aku benar-benar bingung dengan kelakuan pria aneh itu. Tapi kenapa aku ikut saja dengan dia? Huft! Dari kejauhan dia kembali dengan membawa motor ninja birunya. Sebenarnya apa yang dia inginkan dariku??!
“ayo naik!” ujarnya
“kenapa aku harus naik & pergi denganmu??!”
“karena kau telah membangkitkan hatiku” ujarnya.
“Apa maksud perkataanmu?”
“sudahlah..ayolah” ujarnya memaksaku. Entahlah kenapa aku naik saja di motornya. Ah malam-malam begini, mau di bawa kemana aku ini? Dia terus mengendarai motornya di tengah-tengah jalan raya pada malam hari. Di sebuah lapangan besar dia menghentikan motornya.
“ayo turun !”
“mau apa kita kesini? Sangat sepi. Apa kau akan berbuat jahat padaku?”
“aku sudah bilang dari pertama aku tidak akan melakukan apapun terhadapmu.”
“lalu??!” tanyaku penasaran . dia duduk di tengah lapangan yang begitu banyak rumput-rumput.
“duduklah di sampingku.”
“untuk apa?!”
“lihatlah ke langit” ujar laki-laki itu dengan santai.
“Ya Allah indah !! baru kali ini aku melihat ini … bintang, bulan sabit.. subhanallah.. ujarku dalam hati. Aku pun duduk di sampingnya & terus menatap langit.
“ini..makanlah..pasti kau lapar.perutmu  sedari tadi bernyanyi” ujar dia memberikanku roti hot dog. Aku langsung memegang perutku. Apa benar perutku tadi berbunyi? Kapan dia membeli semua ini? Aku lihat dia tidak membawa apa-apa saat membawaku.
“dari mana kau dapatkan semua ini?” tanyaku penasaran, dia menunjuk gerobak hotdog yang ada di pinggir-pinggir jalan.
“kau terlalu serius melihat langit & aku mendengar perutmu bunyi. Jadi aku pergi membeli makanan.apa kau tak menyadarinya?” aku hanya menggeleng. Ya ampun rasanya aku malu. Begitu norakah diriku melihat langit? Begitu memalukan kah perutku berbunyi ??? oh tidak !!!
“jangan sungkan denganku. Aku bisa menjadi sahabatmu!” ujar dia. Tersenyum & menghadapkan wajahnya padaku.
“apa maksudmu?!”
“aku tau kau hanya ingin bersahabat dengan hujan. Aku rain, aku hujan. Tidakkah kau bersahabat denganku? Panggil aku hujan !”
“kenapa kau ingin bersahabat denganku?”
“kau unik & sama dengan ku. Suka dengan hujan. Ya kan?”
“ya aku suka hujan & aku tak mau hujan yang lain.”
“tidakkah kau berfikir sekarang? Bila tidak ada hujan, keindahan itulah yang kau lihat!” ujar dia sambil menunjuk langit.
“dan bila hujan, setiap malam, tak akan ada bintang & bulan seperti itu.”
“tapi aku suka hujan !” ujarku tetap pada pendirian ku.
“Ya, baiklah kau suka hujan oke?” aku hanya terdiam.
“apa kau kesepian henna?”
“apa urusanmu?!” Tanya ku jutek.
“aku kesepian !” aku nya.
“kau punya adik yang manis. Mengapa kau kesepian?” tanyaku penasaran.
“kau tau? Ayah & ibuku selalu memperhatikan richi.rasanya mereka hanya menyuruhku sekolah yang tinggi dan meneruskan perusahaan ayah. Tak ada perhatian apapun padaku. Aku seperti robot. Dulu aku sepertimu tak pernah mau berbicara pada siapapun, dengan adik ku pun tidak. Tapi aku sadar, aku membutuhkan orang  untuk berbagi. Tidak ada satu manusia pun yang dapat berdiri sendiri.”
“apa itu alasan mu mendekatiku?”
“ya ku rasa ada sedikit.”
“kau ini !!!” kesal ku.
“jangan marah henna. Aku hanya ingin kau merasakan memerlukan orang lain”
“aku memang kesepian. Tidak mudah bagiku mempercayai orang lain. teman-temanku selalu mencoba mendekatiku.tapi aku selalu mencoba agar mereka berhenti mendekatiku. Kau pasti tau apa penyebab aku kesepian. Orang tua ku jarang sekali di rumah. Bahkan bisa dikatakan tidak pernah. Kakak-kakak ku sudah sibuk dengan urusannya masing-masing. Jadi hanya richi yang menemani ku di rumah.”
“kenapa tidak ada pembantu?”
“aku merasa pembantu adalah penghambat ku untuk bergerak. Maka aku berhentikan mereka. Aku merasa sangat di atur-atur !”
“lalu?”
“apa?”
“kenapa kau tak mau berteman?”
“waktu SMP, aku punya 2 teman. Saat aku bercerita pada mereka apapun yang kualami mereka selalu membeberkannya. Di saat aku ingin bercerita mereka selalu tak mendengarkannya. Tapi di saat dia cerita aku mendengarkannya dengan baik & bagiku tak ada sahabat sejati. Saat itu aku benar-benar kesepian. Tiba-tiba hujan. Aku diam di bawah hujan & memejamkan mata berteriak di antara gemeriuh percikan hujan. Aku tumpahkan masalahku dalam hujan, aku sadar hujanlah sahabat sejatiku. Setelah hujan aku sangat tenang. ah kenapa aku bercerita padamu!” ujarku bercerita padanya.
“tak apa! Curahkanlah semuanya. Aku akan mendengarkannya!” ujar rain.
“tak ada lagi. Aku ingin menangis!” ujarku.
“menagislah…aku akan mendengarkanmu!”
“boleh aku meminjam bahumu?”
“tentu saja! Pakailah.” Aku benar-benar tak bisa menahan air mata ku.

“aku merindukan orang tua & kakak-kakak ku. Aku merindukan seorang sahabat.”
“kau tidak merindukan Allah & Rasulullah?”
“Aku juga merindukanNya.. tapi sudah lama aku takterlalu dekat dengan Allah..”
“mengapa?”
“entahlah.. setan terus mengikutiku.”
“sudah berapa lama kau memakai kerudung?”
“sejak SMP.saat aku baligh”
“wah hebat! Dari mana kau dapat ilmu itu?”
“kau seperti wartawan !”
“Biar saja! Aku ingin tau lebih dekat dirimu!”
“Hmm…aku tau ilmu itu dari kakek ku”
“owh .. aku salut padamu..” ujarnya tersenyum.
“ah mengapa aku jadi banyak bercerita padamu!”
“jadi kita bersahabat?” Tanya dia mengulurkan kelingkingnya.
“apa untungnya aku bersahabat  dengan mu?”
“kita dapat berbagi & ceria bersama setiap hari”
“akan ku pikirkan 3 tahun lagi” ujarku sambil tersenyum dan berdiri.
“apakah kita akan menikah ?!” rayunya padaku sambil mencubitku
“apa??!? Itu tak mungkin terjadi jika ku katakan ya. Jadi aku katakan ya aku mau menjadi sahabatmu!” jawabku membalas cubitannya.
“au..itu adalah cubitan yang sangat sakit. Sepertinya aku tidak mencubitmu sungguhan !” kritiknya.
“dan itu tanda persahabatan kita!” ujarku.
“kau tau?” Tanya nya tiba-tiba.
“tidak..aku tidak tau !”
“yasudah jika tidak tahu!”
“hei jangan buatku penasaran !”
“sahabat itu bisa jadi saling mencintai. Berarti ada kemungkinan kita akan menikah!”
“apa maksudmu? Kalau gitu aku tidak jadi menjawab ya!” teriak ku
“oh tidak bisa! Kita sudah sepakat!” ujar dia sambil berlari. Aku pun mengejarnya.
“dasar kau ini. Huft! Aku lelah!” ujarku sambil membaringkan tubuhku ke rerumputan. Dia pun mengikuti di sampingku.
“hahaha ternyata kau sangat lugu dan lucu !” ujarnya pelan.
“indah sekali ! aku tidak pernah melihat langit seindah ini!” ujarku.
“makanya aku bawa kau kesini.”
“terima kasih untuk hari ini rain! Aku sangat senang sekali” aku ku.
“akhirnya kau mengakuiku. Aku juga senang hari ini bisa bersahabat denganmu.” Kami  pun tertawa.
“rain ! sudah jam 10 malam. Kita harus pulang!” ujarku.
“ya baiklah.” Kamipun pulang.
“terima kasih rain.” Ujarku saat sampai di depan rumah.
“sama-sama. Selamat tidur henna!” aku hanya tersenyum & masuk ke dalam rumah.
“hari ini sangat lelah..tapi menyenangkan! Si hujan itu membuat aku bahagia !” ujar ku yang langsung membaringkan tubuhku ke kasur.
“teng..teng..teng..” ah jam beker ku bunyi.
“apa jam 6 ???! Ya Allah…” teriak ku & langsung bersiap-siap. Tak sempat sarapan aku langsung berlari keluar rumah & terus berlari.
“selamat pagi henna ..” sapa rain .
“ya selamat pagi !!” teriak ku sambil berlari.
“henna…henna…”rain memanggilku. Ah aku tak peduli. Aku sudah telat.
“henna kau mau kemana ?” ujar rain mengikutiku dengan motornya.
“apa kau sudah gila menanyakan itu padaku?! Tentu saja aku akan pergi ke sekolah. Aku sudah telat. Mengapa kau mengikutiku?”
“ayo naik! Akan ku antar!”
“terima kasih! Tapi berhubung aku sudah telat ! baiklah ku terima tawaranmu.”
Ah aku sudah sampai. Tapi mengapa sepi?!
“rain.. hari apa sekarang?” Tanya ku bingung
“sabtu..” rain hanya tersenyum melihat ku
“kenapa kau tidak bilang padaku??! Rain !” teriakku sambil memukul-mukul bahu rain.
“habis kau terus saja mengoceh. Maka dari itu ku antar saja kau kesini. Agar kau melihatnya sendiri.”
“ah apa aku sudah gila ??!” ujarku memukul-mukul kepalaku pelan.
“memang kau sudah gila. Ingatan mu saja sudah payah !”
“apa??! Rain!!! Kau ini!!” kesal ku.
“apa kau lapar?” Tanya rain tiba-tiba.
“apa??? Apa kau mendengar perutku berbunyi lagi??” Tanya ku ketakutan sambil memegang perutku.
“kenapa kau ketakutan begitu?” Tanya rain.
“tidak… aku kira kau mendengar perutku berbunyi lagi.”
“tidak.. aku tidak mendengarnya , aku tau kau telat, pasti kau belu sarapan”
“kenapa kau serba tau rain!” ujarku.
“karena aku sahabatmu. Ayo naik ! kita jalan-jalan !”
“Apa? Bagaimana dengan seragamku?”
“tak apa! Mahasiswa sudah biasa terlihat dengan anak SMK .Jaman sekarang“
“Apa maksudmu?!”
“tidak! Hanya bergurau!”
“Ah kau ini !” ujarku sambil menggetok hel mnya.
“ayo turun !”
“ Baiklah!” ujarku.
“ayo masuk!” dia menarik tangan ku memasuki restoran.
“bisakah kau membawaku pelan-pelan?”
“duduklah!”
“Kurasa kau gila ! lenganku sakit!”
“benarkah? Kalau begitu aku meminta maaf padamu” rain tersenyum meledek.
“huh!”
“kau ingin pesan apa?”
“hmm.. aku terserah mu saja rain”
“tidak ! aku tak mau makan jika terserah ku!”
“baiklah-baiklah.. aku nasi goreng!”
“oke.. nasi goreng 2 dan jus alpukat 2” ujarnya pada pelayan. Aku hanya menatapnya aneh.
“ada apa? Kau tidak suka alpukat? Akan aku pesan untukmu lagi .”
“tidak perlu rain. Aku suka jus alpukat! Aku heran saja kenapa kau memesan alpukat”
“aku juga suka alpukat” ujarnya memijat hidungku pelan.
“kau kuliah?”
“tidak.kenapa?”
“pagi-pagi sudah rapi. Mau kemana?” tanyaku.
“henna.. jangan lah kau takut lagi dengan matahari.” Ujarnya.
“kenapa?”
“bukankah sudah ku bilang. Di balik itu semua mereka mempunyai keindahan masing-masing. Jadi janganlah kau hanya menunggu hujan. Nikmatilah yang lain !”
“kenapa tiba-tiba kau bericara seperti itu?”
“aku hanya ingin kau tidak menggantungkan dirimu pada hujan !”
“baiklah kak..”
“Kak?” tanyanya aneh.
“kenapa? Apa tidak boleh aku memanggilmu kakak? Kakak hujan !” ujarku sambil tersenyum.
“Tak apa adik ku yang manis!” jawabnya sambil mengelus-elus kepalaku.
“rain, aku ingin melihat pelangi. Apa mungkin?”
“pelangi sangat sulit untuk di lihat, kapan-kapan akan ku ajak kau melihatnya!”
“benarkah?” Tanya ku.rain hanya mengangguk melihat ku.
“kau sangat lugu & lucu henna…” aku hanya mengeluarkan senyum manisku.
“berjanjilah padaku henna..hujanmu adalah aku… aku sekarang hujanmu…” ujar rain.aku mengangguk.
“ayo makan.” Ujar rain saat makanan datang, aku pun menghabiskannya.
“ah kenyang!” ujarku.
“Alhamdulillah ! ” sindir rain.aku tertawa kecil.
“Alhamdulillah…”ujar ku.
“ayo kita pulang !” ajak rain.
“baiklah…” kami pun pulang. Rasanya aku tak ingin pulang. Aku ingin terus bersama rain. Perasaan ku pun tak enak.
“masuklah henna, maafkan aku jika aku membuatmu terganggu selama ini, jaga dirimu baik-baik” ujarnya saat sampai di depan rumah. Sambil tersenyum.
“Kenapa kau berbicara seperti itu? Seperti ingin pergi “ jawabku bingung.
“tidak ! masuklah..!”
“aku tidak akan masuk sebelum kau bicara jujur padaku!”
“aku akan masuk pesantren.”
“apakah hari ini ??!” Tanya ku lemas. Rain mengangguk.
“kenapa kau begitu cepat datang dan mengapa kau begitu cepat pergi hujan?!” tak terasa air mata ku mengalir deras. Tak dapat aku tahan. Mengapa kebahagiaan itu hanya sekejap?
“baru aku punya sahabat rain… tidakkah kau disini menemaniku dalam setiap hariku?”
“aku akan kembali di saat waktunya. Aku ingin membenahi diriku ini. Aku menyayangimu adik manis ..” rain mengelus lembut pipiku yang telah basah dengan air mata.
“apa itu tandanya aku akan sendiri lagi?”
“kau tak akan sendiri, jadilah dirimu sendiri,  tak selamanya manusia bersifat sama. Pasti ada temanmu yang akan membuat mu bahagia. Jika kau merindukanku.. sapalah hujan,matahari, juga bintang  & bulan…  karena hujanmu adalah aku… rain… walau tak ada hujan, janganlah kau bersedih. Karena sekarang hujan mu adalah aku… rain sahabatmu.. berjanjilah kau akan selalu menyimpanku dalam hatimu.” Ujar rain. Aku mengangguk
“my friend is rain..” bisik ku pada rain. Rain tersenyum dan memeluk ku.
“apa kau sedih?”
“ya!”
“bersembunyilah di balik hujan. Sebentar lagi hujan akan datang” ujarnya. Di kejauhan Ayah,Ibu dan adiknya memasuki koper-koper rain ke mobil
“rain…!!!” panggilku. Hujan turun deras. Rain menoleh ke arahku.
“aku sayang padamu kakak hujan ..” aku memeluk rain.
“apa ini mimpi???”
“ini bukan mimpi… bersikaplah dewasa, tidak aka nada yang seperti ini 5 tahun lagi. Kecuali jika kau mau menikah dengan ku.” Rain tertawa pelan.
“rain kau harus lakukan itu”
“Lakukan apa?”
“Rain !!! jangan bercanda !” tegas ku. Rain pun tertawa.
“kau masih kecil adikku… jangan memikirkan itu. Belajarlah dengan baik. 5 tahun lagi adalah waktu yang lama . “ ujarnya sambil memijit hidung ku.
“au sakiit ! kau jahat rain ! baru saja aku punya sahabat sejati  dan kakak yang baik. Dan dalam sekejap kebahagiaan itu hilang!”
”sabar  yah adik manis.aku akan mengunjungimu setiap ada hari libur. Tapi kau tak boleh lagi memelukku..”
“rain…! Huh !” aku merengut.
“tetaplah tersenyum dan ceria seperti  saat aku di sampingmu. Aku akan selalu ada di hatimu. kau seperti bebek jika tak tersenyum..” Ejek Rain.
“kakak hujaan !!” kesal ku
“Baiklah aku harus pergi. Jika kau ingin punya sahabat sejati yang setiap hari menemanimu, kau harus menungguku. Okeeeh?? Baiklah. Jaga dirimu baik-baik adik manis. Aku pergi !” rain pun masuk mobil & melambaikan tangannya padaku. Meninggalkan ku dalam hujan.
My friend is rain… segeralah kembali…. Menemaniku dalam kebahagiaan…
7 bulan telah ku lalui tanpa rain. Dalam sekejap aku dapat ceria walau tanpanya. Tapi tak dapat sepenuhnya kebahagiaan itu hadir. Aku tetap membutuhkannya.
“Hei henna … Assalamuallaikum…” wajahnya rain, tapi penampilannya ku rasa bukan. Dia memakai kopiah hitam dan sangat rapi.
“walaikumsalam .. siapa dirimu?? Apa kau ustadz yang turun dari hujan ?” ejekku.
“aku hujan! Ustadz hujan!” dia tertawa kecil & tak berani mendekat.
“Baiklah ustadz hujan .. selamat datang di rain… and rain …!!!” ujarku sambil tersenyum.


~ THE END ~

·         Setiap orang itu selalu membutuhkan orang lain… tak ada satupun manusia yang dapat berdiri sendiri.
·         Alam itu mempunyai keindahan masing-masing. Sambutlah mereka dengan senyuman & tetap semangat.
·         Jadilah sahabat yang baik… karena sahabat yang akan selalu di ingat dan di butuhkan …

Salam manis                       http://annaparkyoungna.blogspot.com/

By : Annafsul Mutmainnah      09.07.94     

Cerpen Keduaku …                            ~Terima kasih yg sudah baca~

“My Friend Is Rain”                      ~Sampai jumpa di cerpen berikutnya !!!!~
09.11.11 – 10.11.11

~ Semoga Cerpen2 dan novel yg sedang diproses dapat terbit di masyarakat luas! Aamiin Ya Robal Alamiin.^_^ ~



Jumat, 11 November 2011

My Cerpen ( Love At Summer )

Love At Summer


Panas begitu terik menyengat, menatap langitpun mataku langsung memejam, huft…lelah pun menjadi sangat lelah. Entahlah … rasanya melihat anak – anak itu bermain bola basket rasanya begitu penat.
“hei ginie !!!” seorang laki-laki berteriak. Ginie pun mencari-cari seseorang yang memanggilnya. Tak begitu jelas dirinya memperhatikan. Karena cuacanya membuat semua menjadi silau dan remang-remang.
“ginie aku disini..” lelaki itu berdiri tepat di belakang punggung ginie. Ginie pun membalikkan badannya.
“oh …kau.. ada apa ? kau mencariku?” dia mengangguk.
“aku dean ..” ginie menengah, karena dean cukup tinggi. Ginie hanya terdiam.
“bolehkah aku berkenalan dengan mu? Dimana letak kamarmu?”
“untuk apa kau menanyakan kamarku??! Kau tau tau peraturan asrama ini kan ??! PUTERA TIDAK DIIZINKAN MENGINJAKKAN KAKI DI ASRAMA PUTERI !!! KAU MENGERTI ??? Hmm … DEAN !!” ginie meninggikan suara sangat kencang sehingga permainan bola basket di lapangan terhenti dan mata tertuju pada ginie. Ginie hanya mendorong dean untuk minggir, dan kembali ke laboratorium yang letaknya tepat di depan lapangan dengan santai. Ginie pun masuk dan langsung duduk tepat di samping jendela.
“hei gin, tidakkah kau tau dean adalah 10 laki-laki trend di asrama ini???” Hermione langsung memberikan pernyataan atas perlakuan ginie kepada dean tadi.
“tapi menurutku, laki-laki itulah yang aku sukai.” Ginie menunjuk seseorang yang sedang mengshoot bola basket.
“oh my god !!! harry??!” Hermione terlonjak kaget mendengar pernyataan sahabatnya. Ginie hanya tersenyum manis menatap sahabatnya.
“Ya… aku menginginkannya …!”
“Dia sahabat Ron..kakakmu..!” ginie tersenyum.
“aku tau !” jawab ginie santai, sambil menuangkan cairan-cairan kimia ke dalam gelas-gelas kimia dan mencampurkannya, karena itu adalah tugas musim panas.
“jadi ??!” Hermione penasaran denga ekspresi sahabatnya. Dia tau ekspresi sahabatnya itu mengatakan bahwa dia menyimpan rencana yang tidak ia ketahui.
“kau membantuku dan aku membantumu ??!” ginie mengulurkan tangannya untuk meminta kesepakatan Hermione. Hermione terdiam & berfikir.
“oke !” Hermione langsung mencubit pipi ginie & memeluknya.
“itu ide yang sangat hebat gin, aku sangat menyukai kakakmu” Hermione terlonjak gembira . tak sedetikpun ginie berfikir sahabatnya sangat gembira mendengar ide gilanya.
“lihatlah !!!” ginie berdiri & mengibaskan kerah seragamnya & keluar menuju lapangan.
“Ron !!!” ginie melambai – lambaikan tangannya pada kakaknya. Permainan basket ron pun terhenti karena melihat adiknya ginie melambaikan tangan kepadanya.
“aku ingin bicara padamu !” teriak ginie. Ron pun memberikan bola basket nya ke tangan harry & menghampiri ginie.
“ada apa gin?”
“kak, tidakkah liburan musim panas ini kau bawa harry ke rumah kita ?”
“apa ??! kau sudah gila ??!” ron terlonjak kaget dengan pernyataan adik bungsunya.
“ini demi Hermione !”
“apa??! Apa maksudmu gin ??!”
“Hermione akan menginap dirumah kita liburan musim panas ini & dia memintamu untuk mengajak harry !”
“jadi Hermione akan di rumah kita selama liburan musim panas ini?” ron terlihat antusia saat mendengar pernyataan adiknya. Ginie hanya mengangguk. Ginie tau kakaknya akan setuju atas ide gilanya.
“apakah itu tandanya Hermione menyukai harry ?! menyuruhku mengajak harry ??!” ron terlihat was-was.
“apakah kau cemburu ron??!” ginie tersenyum melihat tingkah kakaknya.
“tidak !!! sudahlah sana kau kerjakan tugasmu! Bila di rumah, jangan kau suruh aku mengerjakan tugas-tugas mu, okay ??!” ginie tersenyum melihat kakaknya.
“ya baiklah…terima kasih ron ! kau kakak terbaik !” ginie terlonjak gembira & mencium kakaknya. Teman-teman ron melihatnya dan terkejut.
“kau juga harus mencucikan piring & bajuku lalu kau turuti apa yang aku pinta . okay?”
“kau jahat sekali ron !” ujar ginie yang langsung lemas mendengar syarat yang diberikan kakaknya.
“aku tidak sejahat itu gin”
“hm … baiklah….” Ginie pun berjalan tergontai – gontai menyetujui syarat ron, ron pun kembali ke lapangan, teman-temannya melihat ron dengan aneh. Terutama dean !
“hanya ciuman seorang adik “ ujar ron.
“adik ??” Tanya teman-temannya kompak. Hanya harry yang terus bermain.
“kenapa kau tidak katakan dari dulu jika kau kakak dari seorang ginie si cantik sekolah ron ?” dean langsung mengeluarkan pertanyaannya kepada ron. Ron hanya terdiam.
“karena ron tak mau bila kalian semua menyuruhnya membantu kalian untuk mendaptkan adiknya” sahut harry sambil mendribel basketnya.
“ayo kita lanjutkan permainan !” ujar ron. Mereka pun kembali permainan.
“gin, bagaimana ?”
“aku berhasil, tapi aku harus mencuci piring, baju dan menuruti apa yang dikatakan ron selama musim panas ini” jawabk ginie lemas.
“tak apa gin, ada aku, aku akan membantumu”
“benarkah ??!”
“ya sahabatku…”
“yeah! Kita berhasil!” teriak ginie menggandeng sahabatnya.
“yeah !” mereka loncat-loncat saking gembiranya.
“gin..!” panggil ron mengintip di balik pintu. Ginie & Hermione langsung terdiam melihat ron.
“ada apa ron?”
“ayah menjemput kita malam ini, bersiaplah ! kerjakan semua tugasmu sampai selesai. Aku tidak ingin ayah memarahiku karena tidak membantumu!” Hermione terdiam menatap ron. Ron pun menyadari bahwa sejak  tadi Hermione menatapnya.
“oh.. hai hermi… maaf aku belum sempat menyapamu” ujar ron tersenyum.
“aku Hermione ron, bukan hermi” kritik Hermione pada ron.
“upz ! maaf Hermione .. ok sampai jumpa !” ron bergegas pergi.
“ron tidakkah kau berpamitan juga denganku ?” ujar ginie berusaha menyinggung ron karena sedari tadi ia hanya berbicara pada Hermione.
“maaf gin.. aku lupa ! daaaah !” ron melambaikan tangannya dan pergi.
“dia selalu seperti itu ! huft ! ”
“kakakmu lucu gin..” Hermione tersenyum – senyum gembira.
“gin, tugas kimia mu sudah selesai ?”
“ini !” ginie menunjukkan cairan di botol kaca kecil berwarna biru.
“bagus..tugas apa lagi yang belum kau kerjakan ?”
“ku pikir aku belum mengecek kelinciku di lab sana”
“kau belum mengeceknya selama 2 minggu ini ?”
“iya..aku lupa ..aku lupa memberinya suntikan”
“oh tuhan ginie! Kau akan mati jika mrs.gonagal tau ! ayo kita pergi!”
“ya..aku berfikir sangat sulit mengerjakan ke 2 tugas itu bersamaan” merekapun menuju laboratorium biologi. Di pertengahan koridor,
“hari apa sekarang gin?”
“jumat, ada apa?”
“seingat ku hari ini Mrs.Gonagal memeriksa binatang-binatang peliharaan kita”
“oh tuhan ! bagaimana ini hermione ? ayo kita harus cepat-cepat sebelum mrs. Gonagal sampai” ginie mempercepat langkahnya. Tiba2 …. Bruuk…
“au.. sakiit…maaf “ ginie bertabrakan dengan seorang laki-laki & merintih kesakitan.
“harry? “ ujar Hermione.
“apa ? harry?” Tanya ginie dalam hati. Ginie menengadahkan wajahnya
“Ya tuhaan !!! pria ini perfect !” ujar ginie dalam hati sambil menatap harry lekat-lekat.
“kenapa kalian jalan seperti itu ?”
“Binatang peliharaan ginie belum pernah di cek dalam 2 minggu ini. Aku dengar mrs.gonagal akan ke laboratorium hari ini” ujar Hermione.
“mrs.gonagal tidak akan ke laboratorium. Dia sedang  sakit. Tadi aku mendengarnya dari kepala sekolah. Kalian tenang saja”
“benarkah ??!”
“Ya..” harry tersenyum.
“daah sampai jumpa”
“sampai jumpa harry..” jawab ginie senang. Harry pun menghilang. Jalannya sangat cepat.
“Oh tuhan Hermione ! aku senang sekali..”  ginie memeluk Hermione.
“yasudah ayo kita lihat kelincimu.” Ginie mengangguk. Mereka pun masuk ke dalam lab.
“Richi.. richiku.. Hermione ..richiku kenapa ini?”
“aku tidak tau gin, aku tidak ahli dengan pelajaran ini.setahuku harry pintar menyembuhkan binatang.sepertinya kelincimu sakit.”
“bagaimana ini Hermione.aku takut”
“tunggu sebentar akan ku cari harry” Hermione langsung berlari keluar.
“baiklah..terima kasih Hermione,tunggulah richiku saying..bertahanlah…”
“ada apa ?” harry memeriksa kelinci ginie .
“apa kau tidak memberinya makan gin?” Tanya haryy.
“aku meninggalkan 10 buah wortel dalam 2 minggu ini” ujar ginie yang terlihat lugu dan bingung.
“apa?!hanya 10 buah ?” ginie mengangguk sambilo sesekali menggigit telunjuknya.
“ambilkan wortel di kotak alat ku”
“kotakmu nomor berapa harry ?”Tanya Hermione.
“paling pojok ambilkan 2 buah ..”
“maafkan aku richi…aku tidak bermaksud membunuhmu.” Ujar ginie.sesekali air matanya turun.
“ini…”Hermione memberikan wortelnya kepada harry.
“Hermione tolong ambilkan aku suntikan & cairan kekebalan tubuh.”ujar harry.hermione hanya mengangguk & memberikan apa yang di butuhkan harry.
“hei ada apa?” ron mengintip di balik jendela, melihat ginie menangis dia masuk ke laboratorium. Dia pun langsung melihat kelinci ginie.
“kau membunuhnya gin?!” Tanya ron yang terkejut melihat keadaan richi. Hermione mencubitnya . dia menegor ron, karena tuduhan ron membuat ginie tambah sedih.
“aku tidak membunuhnya…aku sayang dengan richi...,tak mungkin aku membunuhnya ron..” ujar ginie yang terus menangis deras.
“sudahlah gin, richimu akan segera bangun dia sekarang sedang tidur, dia lelah, ini hapus air matamu, kau lebih jelek dari seekor bebek jika menangis” ujar harry sambil memberikan sapu tangannya.
“terima kasih harry…tapi kau menyebalkan.”ujar ginie sambil sesenggukan & tersenyum manja.
“kau lebih manis seperti itu. Tetaplah seperti itu.” Ujar harry menghibur ginie. Ekspresi wajah harry sangat biasa saat dalam keadaan apapun, dia benar-benar pria dingin. Tapi ginie akan semakin suka pada harry dengan sikapnya.
“ini tugas mu gin?” Tanya ron.
“yeah”
“kau ini! Aku tidak akan membantumu saat di rumah.harry,kau yang akan membantu adikku kan?” ron dengan santai meminta harry.
“karena kau sahabatku, makan aku menjawab ya!” ujar harry.
“Oh..terima kasih harry. Kau sahabatku yang sangat baik.”
“kau hanya memujiku saat aku baik padamu? Hahaha” harry dan ron pun tertawa. Ginie menatap harrylekat-lekat, baru kali ini dia melihat harry tertawa lepas.
“harry…terima kasih kau telah menyelamatkan richiku & mau membantuku merawatnya. Aku berhutang budi padamu” ujar ginie pelan, dia sangat malu pada harry.
“tenang saja gin, memang seharusnya aku membantu seseorang yang membutuhkanku.” Ujar harry tersenyum. Giniepun tersenyum & tersipu malu.
“hei 1 jam lagi ayah akan menjemput kita, kita harus bersiap-siap kembali ke asrama “ujar ron.
“baiklah…ayo Hermione !” merekapun kembali ke asrama masing-masing dan menyiapkan diri.
“jam 7 tepat kita bertemu di parkiran!” ujar ron mengirimi pesan pada ponsel adiknya.
“hallo gin, kau dimana ? segeralah keparkiran!”
“ya ayah.. kami akan segera ke sana !” ginie & Hermione pun berjalan menyeret-nyeret koper-koper mereka & peliharaan mereka.
“kalian lama sekali. Ayo masuk!” ujar ron membukakan pintu mobil. Merekapun meninggalkan asrama dan sekolahnya.
“semoga kalian menyukairumah kami..” ujar ayah ron & ginie sambil menyetir mobil.
“kami pasti menyukai rumah paman .” jawab harry.
“aku jadi tidak sabar untuk sampai di rumah kalian.” Ujar Hermione yang terlihat begitu ceria. Ginie hanya tersenyum.
“tenang saja sebentar lagi kita sampai. Itu rumah kami !” ujar ron sambil menunjuk rumah besar berwarna biru yang terlihat sederhana.
“wah hebat !!” puji Hermione melihat rumah ron &ginie .
“menakjubkan!” sambung harry.
Rumah mereka dikelilingi tumbuhan – tumbuhan hijau yang subur & segar. Udaranya sangat dingin, bila di lihat..tidak banyak yang tinggal disana. Karena daerah itu mungkin bisa di katakan terpencil. Heran. Mengapa mereka tidak ingin tinggal di daerah seindah ini.
“ayo masuk !” ujar ayah ron & ginie pada harry & Hermione yang sejak tadi memperhatikan lingkungan sekitar. Mereka pun masuk.
“selamat dating harry, Hermione…anak-anak ku…!” ibu ron & ginie langsung menyambut mereka di depan pintu dan memeluk mereka.
“ibu…kau berlebihan” ujar ron.
“ron!!! Kau memang anak nakal” ibunya memukul  lembut pipinya.
“bibi, apakah ron memang seperti itu?” Tanya Hermione lugu.
“ya, dia selalu seperti itu sejak kecil Hermione!”
“kau lucu sekali ron!” ujar Hermione.
“sepertinya kakakku memiliki wajah berpipi tomat.” Sindir ginie.
“oh tidak gin !!” ron langsung memegangi pipinya. Merekapun semua tertawa.
“ayo masuk semua. Bibi menyiapkan makan malam yang enakuntuk kalian.”
“ibu aku ingin mandi dulu” ginie menggerak-gerakan bandanna yang pegal.
“ya bibi aku juga.” Sambung Hermione.
“baiklah bibi akan menyipkan air panas untuk kalian. Lalu apakah harry & ron kalian ingin membersihkan badan dahulu?”
“ya ibu…” jawab ron dengan kecupan di pipi ibunya.
“kau ini Ronald!” ron hanya tertawa melihat ibunya mengomel melihat tingkahnya.
Merekapun membersihkan diri masing-masing.
Kamar ginie terlihat indah dan lucu. Pernak-perniknya seperti anak kecil tapi tidak terlalu berbau perempuan.
Setelah itu mereka pun makan malam.
“Gin…ayo bangun gin…hari ini kita akan bersenang-senang” teriak Hermione sambil menggoyang-goyangkan badan ginie agar dia segera bangun dari tidurnya. Ginie langsung memejam lagi ketika cahaya menusuk kematanya dari jendela kamarnya di sebelah tempat tidurnya.
“oh ya ampuun….matahari itu begitu menyengat. Aku tidak bisa membuka mataku.” Ujar ginie.
“bukalah pelan-pelan gin,& bergegaslah mandi. Kita akan bersenang – senang hari ini.” Hermione berusaha membujuk ginie agar dia membuka mata.
“hmm… wangi sekali…” ginie terus mengendus-enduskan hidung kearah Hermione.
“kau wangi sekali. Apa kau sudah mandi ?” Tanya ginie.
“tentu … aku memakai minyak wangi, mungkin habis dalam 1 botol.” Ejek Hermione.
“Apa??! Oh hermi… kau memalukan dirimu sendiri ku rasa !”
“hei jangan panggil aku hermi gin!!! Kau tau?? Aku lakukan ini semua untuk kakakmu! “ Hermione berbisik.
“ah ku rasa kau sangat …. Sangat…sangat berlebihan…” teriak ginie yang langsung berjalan ke kamar mandi.
“oh..tidakkah kau bahagia melihat aku bahagia??!” teriak Hermione.
“kurasa tidak !” teriak ginie dari dalam kamar mandi.
“ginie!!! Kau sahabat yang menyebalkan ku rasa.”
“hahahaha ku rasa aku ingin melihat ekspresi wajahmu yang lucu itu!”ginie tertawa terbahak-bahak di kamar mandi.
“oh ginie ! akan ku tendang bokongmu di hadapan harry !”ejek Hermione jengkel.
“hermi… kau wanita sihir yang jahat !”
“ku rasa ya , jika untukmu.hei gin cepatlah mereka sudah terlihat rapi.”
“ya, aku disini hermi” ginie pun keluar dengan memakai handuk.
“hei  girl’s… apa kalian sudah siap?” ron & harry tiba-tiba muncul di jendela kamar.
“hei..jangan disitu!! Aku belum memakai pakaian ku !!” teriak ginie. Bersembunyi di balik lemari.
“upz! Maafkan aku !” jawab harry.
“gin..ku rasa kau sangat gila !” ujar ron meledek.
“diamlah ron ! akan ku tutup mulutmu dengan gergaji ayah !!!” teriak ginie kesal.
“wow !!!” ujar harry kaget.
“dia memang suka berlebihan.”jawab ron. Hermione hanya terdiam menatap ron.
“Hermione kau sangat cantik hari ini” puji ron.
“ron !!! pergilah dari sini !!!” teriak ginie karena ron masih saja berada di jendela merayu Hermione.
“baiklah…baiklah..kau memang adik yang cerewet!” Ron & Harry pun pergi. Hermione masih saja terdiam.
“Hermione??? Ada apa ???kenapa kau melamun?” Tanya ginie sambil memperhatikan Hermione dengan pakaian yang sudah rapi.
“oh tuhan gin !!! kakakmu sangat tampan.. aku sangat senang dia memujiku”
“Hanya karena itu?? Ku rasa kau sangat berlebihan” ujar ginie.
“tapi gin,aku sangat menyukainya!”
“ya aku tau. Hari ini kau akan bersenang-senang dengannya. Ayo kita berangkat!” ginie tak lupa membawa richi si kecil lucu. Dia memberinya wortel.
“wah kalian berdua sangat cantik!” ujar harry.
“ku rasa yang memakai baju biru tidak !” ledek ron pada ginie.
“ron ! kau seperti badut !” balas ginie.
“Ron ! janganlah kau terus meledek adikmu! Sana berangkat !” marah ibunya.
“baiklah ibu, aku berangkat, kau sangat cantik hari ini!” puji ron dengan ciuman .
“ibu aku mencintaimu !” susul ginie memeluk & mencium ibunya.
“ron! Jagalah adikmu! Jangan ka uterus meledeknya. Harry aku titip ginie saying..ron jagalah Hermione.. dia sangat cantik!”teriak ibunya kepada ron.
“ya baiklah ibu !” jawab ron.
“daaaah … hati-hati di jalan ..” teriak ibunya. Mobilpun berjalan, tangan-tangan melambai kea rah ibunya.
“ibu kalian sangat baik dan perhatian” ujar Hermione.
“aku setuju!” jawab harry. Mereka hanya tersenyum & menikmati perjalanan.
“wah indah sekali pantai ini” ujar Hermione.
“iya indah sekali ..kak aku turun disini saja..” pinta ginie.
“aku ikut gin!” susul Hermione.
“tunggulah disini kami akan segera kesini.” Ujar ron dari dalam jendela mobil.hermione dan ginie pun mengangguk.
“Gin apa yang kau harapkan di musim panas kali ini?” Tanya Hermione
“aku ingin bersama harry. Dan kau ?” jawab ginie.
“aku ingin bersama ron, tapi sepertinya itu tak akan mungkin.!”
“hei..kenapa?”
“Rasanya tadi malam aku mendengar dia berbicara pada wanita, entah pacar ataukah teman tapi itu sangat mesra.”
“kakak ku tidak punya pacar hermione.tenanglah. jika ron punya pacar, dia akan berbicara padaku.”
“tapi aku mendengarnya gin” Hermione pun menangis & memeluk ginie.
“oh…saying lihatlah…keindahan ini akan menjadi buruk jika sahabatku menangis…apus air matamu. Mereka datang.” Ujar ginie berusaha menghibur.
“ron, ajaklah Hermione jalan-jalan.dia sedang sedih” ginie berusaha menghibur sahabatnya.
“apakah kau menagis Hermione? Jika kau menangis,kecantikamu akan luntur. Ginie apakah kau yang membuatnya menangis? Kau ini sahabat yang buruk !”
“apa maksudmu ron?! Aku tidak………” belum selesai bicara omongan ginie langsung dipotong oleh ron.
“Aku tau Hermione sangat menyukai harry, tapi kau merebutnya. Sehingga kau berikan Hermione padaku!” lanjut ron.
“walau aku mencintai Hermione sejak lama. Aku tau yang terbaik untuknya. Aku tau kau menyayangiku. Tapi aku lebih tidak inginmelihat orang yang aku cintai bersedih.. kau adalah sahabatnya. Kenapa kau lakukan ini gin?!” wajah ron benar-benar memerah. Ginie tidak berani mengatakan apa-apa jika ron seperti ini. Dia lebih baik diam.
“ron..kau salah paham !!! aku menyukaimu ! aku mencintaimu! sejak pertama aku masuk sekolah aku menatapmu ! tidakkah kau menyadarinya selama ini ??! aku mendengar kau bicara pada wanita tadi malam & ku rasa dia pacarmu & tidak ada lagi kesempatan untuk ku. Itu penyebab aku bersedih ! adikmu lah yang selalu menghiburku. Bukan membuatku sedih !” jelas Hermione.
“Wanita ?? oh … Ya Ampun… dia kakak sepupuk Hermione… gin, ingatkah kau dengan lavender?” ron menjelaskan, tapi ketika ron bertanya, ron sadar jika jika ginie sudah tidak ada.begitupun harry.
“baiklah aku percaya padamu ron !” Hermione langsung memeluk ron.
“tahukah kau sejak kapan aku menyukaimu?” Hermione hanya menggeleng.
“sejak kepalamu terkena bola basketku di lapangan.” Ron tersenyum.
“Oh Ya Ampun… aku juga…” jawab hermione tersenyum.
“Lebih baik kita mencari ginie & harry. Aku ingin meminta maaf pada ginie.” Ujar ron
“jangan ron.biarkan mereka berdua bersama!” pinta Hermione.
“aku sangat bersalah pada adikku”
“tenanglah, dia adik yang baik. Dia akan memaafkanmu “
“benakah? Kurasa juga seperti itu.. aku tau dia sangat ingin membuatku berani untuk menyatakan cinta. Aku sangat menyayanginya.” Aku ron, sambil duduk di pasir yang halus & memainkan air di pantai, Hermione pun mengikuti.
“harapanku sudah terpenuhi, entahlah apakah harapan ginie pun terpenuhi?” ujar Hermione pada ron.
Di atas bebatuan tinggi ginie dan harry duduk, diatas pantai yang indah. Rasanya mereka terlihat seperti berada di tengah-tengah laut. Matahari pun begitu terlihat bersinar indah, menerpa wajah dan tubuh mereka.
“aku tidak ingin & tidak akan pernah menyakiti sahabatku… aku hanya ingin mereka bahagia. Aku tau kakakku menyukai Hermione, & Hermione pun menyukai kakakku. Kakak ku selalu seperti itu, maafkan aku harry, aku tidak bermaksud agar kita berdua seperti ini. Jika kau ingin pergi, pergilah..”
“lihatlah! Pemandangannya sangat indah, kau tau?! Sulit bagiku melihat keindahan itu, karena kehidupanku sangatlah buruk. Orang tua ku telah tiada. Saudaraku hanya angan, mereka jauh dari kata baik. Bagiku sulit menjadikan semuanya indah. Tapi ada satu yang membuatku melihat keindahan.”
“apa itu?” Tanya ginie.
“matahari ! dia selalu bersinar, akan tetap bersinar. Tak mudah di gapai. Malam pun dia tetap bersinar & menjelma menjadi bintang-bintang cantik. Sepertimu !”
“apa??!” ginie terlonjak mendengar kata-kata harry.
“ya .. matahari itu sepertimu. Tetap bersinar dalam hatiku. Begitu sulit bagiku mengatakan AKU  JATUH CINTA. Tapi kenyataannya adalah seperti itu. Aku tak tau mengapa jika melihatmu aku sangat bahagia & merasa terhibur. Begitu sulit memberikan seluruh hidupku pada seseorang, tapi entahlah kenapa aku mempunyai keinginan memberikan seluruh hidupku padamu.”
“Harry.. kau ??!”
“ya… aku jatuh cinta padamu..”
“apa kau bohong? aku tak melihat sedikitpun kau menyukaiku, berbicara padaku saja kau hanya tersenyum”
“mungkin tak semudah itu aku mengekspresikan rasa cintaku. Bagiku begitu sulit. Tapi kenyataannya aku menyukaimu!”
“harry… aku juga menyukaimu ..!” ujar ginie yang langsung tertunduk malu. Harry langsung memeluk ginie.
“Tetaplah kau bersinar & ceria seperti matahari itu. Tetaplah bersinar walaupun hujan, tetaplah bersinar walau musim panas telah tiada, tetaplah bersinar dalam hatiku…karena hatiku akan redup jika kau tak lagi bersinar, maka tetaplah kau bersinar apapun yang terjadi… selamanya aku akan menjadikanmu matahari kehidupanku”

                                                                      ~ THE END ~
  • Tetaplah menjadi wanita yg bersinar
  • Tetap ceria, apapun yg terjadi
  • Tetap tersenyum apapun yg terjadi
  • Memberikan kebahagiaan kepada orang yg ada disekitarmu..
Mmmuuaaaach …. :*
Salam manis                     http://annaparkyoungna.blogspot.com/
By : Annafsul Mutmainnah       09.07.94
Cerpen Pertamaku …                   ~Terima kasih yg sudah baca~
“Love At Summer”                      ~Sampai jumpa di cerpen berikutnya !!!!~
06.11.11 – 08.11.11
~ Semoga Cerpen2 dan novel yg sedang diproses dapat terbit di masyarakat luas! Aamiin Ya Robal Alamiin.^_^ ~

Inspirasi : From Harry Potter &  specially People.

Rabu, 24 November 2010

Profil FT.Island

                                      
                    PROFIL FT.ISLAND


Name: FT Island / FT아일랜드 / FTアイランド
Stage Debut: June 7, 2007
Company: FNC Music
Fanclub Name: Primadonna / 프리마돈나 / プリマドンナ
Official Color: Sunshine Yellow
Member Names: Lee Hongki, Choi Jonghun, Oh Wonbin, Lee Jaejin, Song Seunghyun, Choi Minhwan
Important Info: January 2009; Oh Wonbin leaves FT Island.
January 2009; Song Seunghyun joins as second vocalist/guitarist/rapper.

Harry Potter and Deathly Hallow

                                                   HARRY POTTER & DEATHLY HALLOWS

Harry Potter dan Relikui Kematian

Harry Potter dan Relikui Kematian
Harry potter deathly hallows US.jpg
Penulis J. K. Rowling
Judul asli Harry Potter dan Relikui Kematian
Penerjemah Listiana Srisanti
Ilustrator Mary GrandPré (Amerika Serikat, RI)
• Jason Cockcroft (UK)
William Webb dan Michael Wildsmith (UK adult)
Negara Inggris Raya
Bahasa Bahasa Indonesia
Serial Harry Potter
Genre Fiksi, Fantasi
Penerbit Gramedia (Indonesia)
Bloomsbury Publishing PLC (Britania Raya), Scholastic Press (AS)
Tanggal terbit 13 Januari 2008 (hardcover), 26 Januari 2008 (softcover)
Terbitan dalam Bahasa Inggris 21 Juli 2007
Halaman 608 (Britania Raya), 759 (AS)
Seri sebelumnya Harry Potter dan Pangeran Berdarah-Campuran
Seri lanjutan tidak ada
Harry Potter dan Relikui Kematian (Inggris: Harry Potter and the Deathly Hallows) adalah buku ketujuh dan terakhir dari seri novel Harry Potter oleh J. K. Rowling.
Versi terjemahan dalam bahasa Indonesia ini akan diterbitkan dalam versi hardcover dan softcover, masing-masing pada 13 dan 26 Januari 2008.[1] Sebelumnya, versi bahasa Inggris Deathly Hallows, diluncurkan secara serentak di seluruh dunia di 93 negara[2], pada tanggal 21 Juli 2007, satu menit setelah tengah malam (00:01), British Summer Time.
Judul buku ini diumumkan pada 21 Desember 2006 melalui situs web Rowling, dan dikonfirmasikan tak lama kemudian oleh penerbitnya.[3] Rowling menyatakan bahwa seri terakhir ini berkaitan erat dengan buku sebelumnya, Harry Potter dan Pangeran Berdarah-Campuran, yang menurutnya "hampir seperti dua bagian dari satu novel".[4] Rowling meninggalkan sebuah pernyataan yang ditandatangani, tertulis di sebuah patung dada pualam di Hotel Balmoral, Edinburgh, yang menyatakan;
"JK Rowling telah selesai menulis Harry Potter and the Deathly Hallows di ruangan ini (652) pada 11 Januari 2007."[5]
Dalam situsnya pada 6 Februari 2007, Rowling menyatakan
"Walaupun saya menyukai setiap buku Potter sebelumnya, 'Deathly Hallows' adalah favorit saya, dan ini adalah sebuah cara yang sangat menyenangkan untuk menyelesaikan serial ini."[6]
Buku ini mendapat predikat best-seller di Amazon dan Barnes and Noble hanya beberapa jam setelah tanggal peluncurannya diumumkan.[7]

Ringkasan cerita

Meninggalkan rumah Dursley

Harry Potter memasuki umur 17 tahun di mana ia mencapai umur kedewasaan secara dunia sihir. Sebelum berumur 17 tahun, Harry masih terlindung dari Voldemort selama ia tinggal di rumah keluarga Dursley yang memiliki pertalian darah dengannya. Dengan memasuki umur kedewasaannya, mantera itu akan terangkat dengan sendirinya dan mengharuskan Harry untuk melindungi dirinya sendiri.
Atas informasi dari Severus Snape, Lord Voldemort dan para pengikutnya mengetahui informasi mengenai akan terangkatnya mantera perlindungan ini dan berencana untuk menyergap Harry ketika ia akan meninggalkan rumah keluarga Dursley. Voldemort juga sedang mencari tongkat sihir baru yang dapat mengatasi tongkat sihir Harry. Sesaat sebelum mantera perlindungan Harry berakhir, keluarga Dursley diamankan ke tempat yang dirahasiakan, dan beberapa anggota Orde Phoenix tiba untuk mengawal Harry ke tempat yang aman. Enam orang menyamar sebagai Harry, tapi Harry yang asli ketahuan dalam perjalanan dan diserang oleh Voldemort dan para Pelahap Mautnya. Harry berhasil melarikan diri ke rumah keluarga Weasley, the Burrow, tapi Hedwig dan Mad-Eye Moody terbunuh dalam pertempuran.
Beberapa hari kemudian, Menteri Sihir Rufus Scrimgeour tiba di kediaman Weasley dan memberikan warisan Dumbledore untuk mereka: Deluminator untuk Ron (alat seperti korek api yang dapat memadamkan/menyalakan cahaya); buku cerita anak-anak penyihir untuk Hermione; dan untuk Harry, pedang Godric Gryffindor dan Snitch pertama yang ditangkap Harry dalam pertandingan Quidditch pertamanya. Namun demikian, pedang Gryffindor ditahan oleh Menteri Sihir, karena kementerian berpendapat bahwa pedang tersebut bukanlah milik Dumbledore. Belakangan, dari Snitch itu muncul sebuah petunjuk yang ditulis oleh Dumbledore: "Aku membuka pada penutup" (bahasa Inggris: "I open at the close"). Walaupun ketiganya belum dapat mengetahui mengapa Dumbledore meninggalkan masing-masing mereka benda-benda tersebut, mereka mempercayai bahwa benda-benda itu dimaksudkan entah bagaimana untuk membantu mereka menemukan [horcrux]-horcrux Voldemort.

Pencarian Horcrux

Dalam resepsi pernikahan Bill Weasley dan Fleur Delacour, Patronus dari Kingsley Shacklebolt muncul dengan peringatan bahwa Kementerian Sihir telah jatuh dan para Pelahap Maut sedang mendatangi mereka. Harry, Ron, dan Hermione melarikan diri dengan berdisapparate, dan akhirnya berlindung di markas besar Orde Phoenix yang telah ditinggalkan di Grimmauld Place nomor dua belas, rumah yang diwarisi Harry dari Sirius Black. Di rumah ini, Harry mendapati bahwa ternyata adik Sirius, Regulus yang tewas oleh Voldemort, memiliki nama Regulus Arcturus Black yang berinisial sama dengan "R.A.B." yakni orang yang mengambil Horcrux liontin Salazar Slytherin dari gua pinggir laut yang tersembunyi.[HP6] Hermione teringat pernah melihat sebuah liontin di antara barang-barang milik Kreacher, peri rumah di tempat itu. Kreacher merujuk Mundungus Fletcher yang mengakui telah mencuri liontin itu dari si peri rumah dan menggunakannya untuk menyogok Dolores Umbridge. Yakin bahwa liontin itu salah satu Horcrux yang sedang mereka cari, ketiganya memasuki Kementerian Sihir menggunakan samaran Ramuan Polijus. Mereka berhasil mengambil liontin itu dari leher Umbridge tanpa disadarinya, tapi tempat persembunyian mereka di Grimmauld Place berhasil diketahui musuh.
Ketiga sahabat itu melarikan diri. Mereka tidak berhasil membuka apalagi menghancurkan liontin itu, dan bergantian memakai liontin itu untuk menjaganya. Mereka juga berhasil mengetahui bahwa pedang "warisan Dumbledore" yang ditahan oleh kementerian sebenarnya adalah pedang tiruan; dan bahwa pedang Gryffindor yang aslilah yang dapat menghancurkan Horcrux-Horcrux itu. Harry hendak mencari pedang itu, tapi Ron, yang khawatir akan keamanan keluarga dan kecewa karena ternyata Harry tidak memiliki rencana apa pun dari Dumbledore, meninggalkan Harry dan Hermione. Keduanya kemudian pergi ke Godric's Hollow untuk mencari pedang itu. Di sana, mereka disergap oleh Voldemort dan Nagini. Ketika mereka berhasil melarikan diri, Hermione tanpa sengaja mematahkan tongkat sihir Harry.
Di Hutan Dean, Harry melihat sebuah Patronus berbentuk Rusa betina di dekat tempat mereka berkemah. Patronus itu membawanya ke sebuah kolam es berisikan pedang Gryffindor. Ketika Harry berusaha untuk menyelam ke dalam kolam es untuk mengambil pedang tersebut, Horcrux liontin yang dikenakannya tiba-tiba mengetat dan berusaha mencekik lehernya. Ron, yang menggunakan Deluminator untuk mencari Harry dan Hermione, tiba dan berhasil menyelamatkan Harry dari tenggelam di kolam itu, mengambil pedang, dan kemudian berhasil menghancurkan liontin itu. Ron memperingatkan Harry dan Hermione bahwa nama Voldemort sekarang telah menjadi dimanterai Tabu - sehingga orang yang berani menyebut nama itu akan menyebabkan tempatnya bersembunyi akan tersingkap..

 Relikui Kematian

Simbol Relikui Kematian (the Deathly Halows)
Ketiga sahabat pergi mengunjungi Xenophilius Lovegood, ayah Luna, untuk menanyakan mengenai simbol yang pernah mereka lihat dari tato Xenophilius dan simbol yang sama dengan simbol yang ada di buku anak-anak milik Hermione. Lovegood menyatakan bahwa simbol itu adalah simbol dari Relikui Kematian (the Deathly Hallows), tiga benda legendaris yang dapat menaklukkan kematian: Tongkat sihir Elder (Elder Wand), Batu Kebangkitan (Sorcerer Stone), dan Jubah Gaib. Ketika ditekan mengenai keberadaan Luna, Lovegood mengakui bahwa para Pelahap Maut telah menculik putrinya; dan bahwa ia juga telah memberitahu Kementerian Sihir (yang telah dikontrol oleh para Pelahap Maut) mengenai keberadaan ketiganya; namun mereka berhasil melarikan diri.
Beberapa pemburu harta karun menangkap ketiganya di perkemahan mereka setelah Harry secara ceroboh menyebut nama Voldemort. Mereka dipenjarakan di rumah keluarga Malfoy, bersama-sama dengan Luna Lovegood, Dean Thomas, Ollivander si pembuat tongkat sihir, dan goblin Griphook. Ketika menemukan pedang Gryffindor di antara milik mereka, Bellatrix Lestrange mencurigai bahwa mereka telah mencuri masuk ke tempat penyimpanan miliknya di Bank Gringott. Bellatrix menyiksa Hermione untuk mendapatkan informasi. Dobby berapparate ke penjara bawah tanah tempat mereka semua disekap dan menyelamatkan mereka. Petter Pettigrew turun ke bawah tanah untuk menyelidiki kegaduhan dan mencekik Harry, yang mengingatkan bahwa Pettigrew berhutang nyawa kepadanya.[HP3] Cengkeraman Pettigrew melemah, tangan peraknya terlepas dan mencekik tuannya sendiri sampai mati sebagai balasan hutang nyawa itu. Harry dan Ron berlarian menaiki tangga untuk menyelamatkan Hermione. Ron melucuti Bellatrix sementara Harry mengalahkan dan mengambil tongkat sihir Draco. Dobby muncul kembali dan mereka berempat berapparate ke rumah Bill dan Fleur Weasley. Sesaat sebelum mereka menghilang, Bellatrix melemparkan pisau dan secara fatal menembus tubuh Dobby.
Di kediaman Bill, Ollivander membenarkan akan keberadaan Tongkat Elder itu. Ia juga mengungkapkan bahwa sebuah tongkat sihir dapat memilih untuk berganti ke tuan yang baru jika pemiliknya dikalahkan atau dilucuti. Tindakan Bellatrix meyakinkan ketiga sahabat itu bahwa ada Horcrux lain yang disembunyikan di lemari besi Lestrange. Dengan bantuan Griphook, mereka memasuki Gringotts dan berhasil mengambil Horcrux yang lainnya, Piala Helga Hufflepuff. Griphook mencuri pedang Gryffindor, karena menganggap bahwa pedang itu sesungguhnya adalah milik kaum Goblin, dan ketiga sahabat berhasil melarikan Horcrux Piala itu. Dengan kejadian ini, Voldemort, yang berhasil mencuri Tongkat Elder dari makam Dumbledore, menyadari sepenuhnya bahwa Harry Potter dan sahabat-sahabatnya sedang mencari dan menghancurkan Horcrux-Horcruxnya. Secara tidak sengaja, pikiran Harry terhubung dengan pikiran Voldemort yang mengungkapkan bahwa ada satu lagi Horcrux yang disembunyikan di Hogwarts. Harry segera menyadari bahwa Horcrux di Hogwarts ini adalah Mahkota Rowena Ravenclaw.

Pertempuran Hogwarts

Di Hogsmeade, Aberforth Dumbledore membantu Harry, Ron, dan Hermione untuk menyelinap masuk ke Hogwarts. Harry memperingatkan para staf pengajar Hogwarts bahwa Voldemort akan segera datang menyerbu. Orde Phoenix, Laskar Dombledore, para pelajar, dan banyak alumni Hogwarts tiba di sana ketika para pengikut Voldemort tiba menyerang. Pertempuran ini memakan banyak korban, di antaranya adalah Fred Weasley, Remus Lupin, Nymphadora Tonks, dan Colin Creevey. Sementara Harry mencari Horcrux Mahkota itu, Ron dan Hermione memasuki Kamar Rahasia untuk mengambil taring ular Basilisk yang dahulu dibunuh oleh Harry.[HP2] Hermione menggunakan taring itu untuk menghancurkan Horcrux Piala Hufflepuff. Dalam pencarian itu, Harry kemudian teringat bahwa ia pernah melihat Mahkota itu di Kamar Kebutuhan. Di kamar itu, ketiganya diserang oleh Malfoy, Crabbe, dan Goyle. Crabbe mempergunakan mantera Fiendfyre yang sangat kuat yang malah membunuh dirinya sendiri dan juga menghancurkan mahkota itu.
Pikiran Harry terhubung dengan pikiran Voldemort kembali, dan ketiganya segera pergi ke Shrieking Shack. Mereka mendengar Voldemort memberitahu Snape bahwa Tongkat Elder tidak dapat digunakannya dengan baik dikarenakan Snape telah menjadi tuan atas Tongkat itu setelah Snape membunuh pemilik Tongkat itu sebelumnya, Albus Dumbledore.[HP6] Voldemort yakin bahwa dengan membunuh Snape maka Tongkat itu akan menjadi miliknya seutuhnya. Ia menyuruh Nagini untuk membunuh Snape, kemudian pergi ke Hogwarts. Ketika Snape sedang jatuh sekarat, ia memberikan Harry memorinya. Memori ini kemudian mengungkapkan bahwa Snape, sekalipun tidak sepenuhnya baik, adalah orang yang setia kepada Dumbledore, didorong oleh cinta seumur hidupnya kepada ibu Harry, Lily Potter. Dumbledore, yang hidupnya sudah tidak lama lagi akibat kutukan yang mengenainya dari Horcrux Cincin Gaunt, telah menyuruh Snape untuk membunuh Dumbledore bila perlu, untuk melindungi peranan Snape dalam Orde Phoenix dan juga untuk menggantikan Draco Malfoy yang ditugasi Voldemort untuk membunuh kepala sekolahnya. Adalah Snape juga yang mengirimkan Patronus Rusa betina yang mengantar Harry ke pedang Gryffindor. Memori itu juga mengungkapkan bahwa Harry sendiri adalah Horcrux — Voldemort tidak akan dapat dibunuh selama Harry masih hidup.
Pasrah akan nasibnya, Harry pergi seorang diri ke Hutan Terlarang di mana Voldemort telah menunggu. Dalam perjalan itu, Harry menemukan petunjuk dari Snitch, yang membuka dan di dalamnya terdapat Batu Kebangkitan. Harry memanggil arwah dari orang tuanya, Sirius Black dan Remus Lupin, yang menenangkan dan menemaninya ke tempat Voldemort. Ia kemudian membiarkan kutukan Voldemort, Avada Kedavra, mengenai dirinya. Harry terbangun di suatu tempat seperti di dunia lain dan tidak yakin apakah ia masih hidup atau sudah mati. Albus Dumbledore muncul dan menjelaskan bahwa bagian jiwa Voldemort yang berada di dalam diri Harry telah dihancurkan oleh kutukan pembunuh itu. Ia menjelaskan juga bahwa seperti Voldemort tidak dapat dibunuh sementara bagian jiwanya masih tersisa, maka Harry juga tidak dapat dibunuh sementara darahnya masih mengalir di tubuh Voldemort. Harry, yang berhasil "mengalahkan maut" dengan menyatukan ketiga Relikui Kematian, mendapat pilihan untuk "meninggalkan dunia" atau kembali hidup di dunia.
Harry memilih hidup kembali, tapi ia berpura-pura telah tewas. Voldemort menyuruh Hagrid untuk membawa Harry ke Hogwarts sebagai tanda kemenangan. Ketika pertempuran memanas kembali, Harry memakai Jubah Gaib. Neville menarik pedang Gryffindor dari Topi Seleksi dan berhasil memenggal kepala Nagini, menghancurkan Horcrux terakhir. Penduduk desa Hogsmeade, para Centaurus dari hutan, dan para peri rumah Hogwarts ikut dalam pertempuran melawan para Pelahap Maut, yang mulai berbalik kalah unggul dalam jumlah. Di dalam kastil, McGonagall, Kingsley, dan Slughorn berduel melawan Voldemort; sementara Ginny, Hermione, dan Luna melawan Bellatrix Lestrange. Ketika sebuah kutukan pembunuh hampir mengenai Ginny, Molly Weasley terjun ke pertempuran, mendorong para gadis menjauh, dan dengan sengit bertempur dengan Bellatrix. Ia berhasil membunuh Bellatrix dengan manteranya. Harry menampakkan dirinya kembali dan menantang Voldemort. Harry berhasil menyimpulkan bahwa Voldemort bukanlah pemilik sejati dari Tongkat Elder. Ketika Draco Malfoy melucuti Dumbledore di Menara Astronomi, Draco tanpa sadar telah menjadi pemilik Tongkat Elder; dan ketika Harry belakangan merebut tongkat Draco setelah mengalahkannya, ia sendiri menjadi pemilik baru yang sejati dari Tongkat Elder. Voldemort melemparkan Kutukan Pembunuh kepada Harry yang dilawan Harry dengan Mantera Pelucutan Senjata; namun Tongkat Elder melindungi tuannya sehingga kutukan Voldemort memantul dan berbalik membunuh Voldemort sendiri.
Setelah pertempuran berakhir, Harry mendatangi lukisan Dumbledore. Ia memberitahu bahwa ia akan menyimpan Jubah Gaib itu, tapi untuk mencegah ketiga Relikui Kematian itu bersatu kembali, Batu Kebangkitan akan dibiarkan di tempat ia terjatuh di Hutan Terlarang, dan Tongkat Elder akan dikembalikan ke makam Dumbledore. Jika Harry kelak meninggal tanpa terkalahkan, maka kekuatan Tongkat Elder akan padam seiring dengan kematiannya. Lukisan Dumbledore menganggukkan persetujuannya. Sebelum menempatkan Tongkat Elder kembali ke makam itu, Harry mempergunakannya untuk memperbaiki tongkat sihirnya sendiri yang patah, karena Harry merasa lebih nyaman menggunakan tongkat miliknya sendiri.

Epilog

Sembilan belas tahun kemudian, Harry telah menikah dengan Ginny Weasley, dan mereka memiliki tiga anak bernama James Sirius, Albus Severus, dan Lily Luna. Ron dan Hermione juga menikah dan memiliki dua anak, Rose dan Hugo. Keluarga-keluarga itu bertemu di Stasiun King's Cross, di mana Albus akan memasuki tahun pertamanya bersekolah di Hogwarts. James, anak pertama mereka, sudah bersekolah di Hogwarts, sementara Lily baru akan masuk ke Hogwarts dua tahun kemudian.
Anak baptis Harry yang berumur sembilan belas tahun, Teddy Lupin, ditemukan berpapasan dengan Victoire Weasley (putri Bill dan Fleur) di salah satu kompartemen kereta. Teddy tampaknya sangat dekat dengan keluarga Potter, dengan perkataan Harry, "Ia sudah datang untuk makan malam bersama empat kali seminggu."
Harry juga melihat Draco Malfoy dan istrinya bersama putra mereka, Scorpius. Malfoy menganggukkan kepala singkat ke Harry, kemudian pergi.
Harry menenangkan Albus, yang khawatir akan masuk ke Slytherin. memberitahu bahwa Severus Snape, dari mana nama Severus diambil, adalah seorang Slytherin dan ia adalah orang yang paling berani yang pernah ditemuinya. Harry juga membocorkan bahwa Topi Seleksi akan mengikuti pilihan seseorang.
Neville Longbottom telah menjadi guru Herbologi dan berteman baik dengan Harry.
Buku ini diakhiri dengan pengungkapan bahwa bekas luka Harry tidak pernah sakit lagi selama sembilan belas tahun sejak Pangeran Kegelapan dikalahkan, dan semuanya berjalan dengan baik.

                                                          THE END