My Friend is Rain
Setidaknya aku melihat hujan hari ini. Tapi matahari tetap saja muncul. Aku benci suasana ini. Tidak seharusnya matahari tetap tersenyum melihatku. Aku ingin hujan !!! tetap ingin hujan !!! aku ingin melihat hujan !!!
“henna… kau ingin pulang bersamaku?” ina mengajak ku pulang
bersama karena rumah kami searah. Seperti biasa hanya ku jawab dengan gelengan.
Aku terus menatap matahari dengan mata meringis, karena cahayanya begitu silau.
“kenapa kau tidak istirahat saja & membiarkan hujan yang
menggantikanmu? Aku ingin melihat hujan. Aku tidak membencimu, tapi aku lebih
menyukai hujan !” gerutuku kepada matahari itu. Aku terus saja berjalan pulang.
Sampai gerbang sekolah begitu berisik anak-anak membunyikan motornya. Aku benci
suasana ini. Aku ingin hening. Ah aku tau tempatnya. Aku terus meneruskan
perjalanan ku kerumah. Sampai terlihatlah rumahku. Tapi aku tak ingin
menginjakkan rumah, aku ingin menginjak taman itu, taman yang berseberangan
dengan rumahku. Komplek ini sangat sepi. Taman ini seperti hanya pajangan. Tapi
bagiku taman ini adalah penghiburku. Aku duduk di salah satu ayunan. Inilah
kebiasaan ku. Ah aku tadi punya permen dan coklat saat di sekolah. Aku
mengeluarkannya, tapi tiba-tiba seorang anak kecil menangis kepadaku. Oh.. aku
harus merelakan coklat dan permanku.
“jangan menangis lagi yah adik kecil” bisikku sambil tersenyum.
“terima kasih kak, kau baik dan cantik !” ujar anak kecil
itu dan langsung berlari. Aku hanya tersenyum. Aku memang pendiam tapi anak
kecil selalu menyukaiku. Entahlah mungkin karena rasa suka ku pada anak kecil.
“hai… terima kasih atas coklat dan permennya. Apa aku boleh
berkenalan dengan mu?” tiba-tiba saja laki-laki aneh mendekatiku & duduk di
ayunan sebelah ku. Aku hanya menatapnya
aneh. Sepertinya aku merasakan percikan air menetes di wajahku. Oh .. hujan !
ini hebat ! akhirnya…! Aku berdiri dan membentangkan tanganku lalu memejamkan
mataku. Inilah suasana terhebat yang aku suka ! rain sahabatku.. tetaplah kau
turun. Jangan berhenti. Ah aku rasa laki-laki itu sudah pergi Saat aku membentangkan tangan & memejam.
Aku tak akan membuka mataku sebelum hujan berhenti. Sepertinya hujan ini akan
lama tapi sebaiknya aku duduk.
“oh tidak ! laki-laki itu di sebelahku.tapi kenapa dia
mengikuti gerakanku? dia basah kuyup sepertiku. Sebenarnya siapa dia? Tidak
pernah ada laki-laki sampai seperti ini mendekatiku. Ah kenapa aku jadi
penasaran seperti ini Ya Allah..” ujarku dalam hati. Aku kembali duduk di
ayunan dan terus memperhatikannya dengan aneh.
“ah… dia membuka mata..” ujarku dalam hati. Dia
menghampiriku.
“apa kau tak ingin menyebutkan namamu? Baiklah aku akan
memperkenalkan diriku. Namaku rain. Aku tinggal di sana, aku pindahan dari
bandung. Hari ini hari pertama ku di rumah itu.” Ujarnya sambil menunjuk
rumahnya yang tepat di sampingku. Rain? Hujan?
“rain adalah hujan. Ibuku melahirkanku di saat hujan, maka
dari itu aku di namakan Rain. Aku sangat suka hujan. Tadi adalah ekspresiku
menyambut hujan. Apakah kau juga suka hujan ?” laki-laki itu terus saja
berbicara. Hujan pun sudah reda. Ah lebih baik aku segera pulang & berganti
pakaian.
“he… kau mau kemana?” dia berteriak padaku. Ah aku tak
peduli. Teman-temanku saja tak tahan berteman denganku. Apalagi dia. Aku pun
masuk rumah.
“hei.. adik kecil, apa kau kenal dengan kakak itu?” Tanya
rain kepada anak kecil yang lewat.
“ya..dia kakak yang cantik & baik” ujar anak itu.
“apa dia tidak bisa bicara?”
“tidak..dia sangat banyak bicara padaku & anak-anak yang
lain”
“apa kau tau mengapa dia tidak ku ajak bicara hanya diam
saja?”
“dia banyak bicara hanya pada kami, anak-anak kecil, aku tak
tau mengapa dia tidak mau bicara pada teman-temannya sepertimu.”
“Baiklah… terima kasih anak manis. Ini untukmu” ujar rain
sambil memberikan coklat.
“terima kasih kakak…” anak kecil itu berlari..
“kau pasti akan segera bicara padaku!” ujar rain.
Aku ingin keluar rumah..rumah ini begitu sepi dan penat. Ya
Allah … kapan Kau isi rumah ini dengan kecerian?? Ayah dan ibuku terus mencari
uang. Entahlah kapan mereka pulang. Kakak-kakak ku?? Sibuk dengan urusannya
masing-masing. Hanya kelinciku yang menemani jika aku di rumah. Itupun jika dia
terbangun.
“hei richi…kelinci manis apa kau sudah bangun?” ujar ku.
Ternyata kelinciku bangun. Aku ajak saja dia bermain di taman.
“richi… kau tau? Aku bertemu pria yang menyukai hujan
sepertiku tadi, tapi dia sangat aneh,ah aku tak tau dia siapa. Yang aku tau
namanya adalah rain, bernama hujan. Apa kau suka hujan?pasti kau tak suka
hujan.” Aku berbisik pada richi, keliciku yang sangat manis.
“hei kau masih tak mau menyebutkan namamu gadis cantik?”
teriak rain di kejauhan menuju taman.
“Ah mau apa lagi pria itu? Apa dia tidak kapok berbicara
padaku? Hei richi.. aku harus melakukan apa?” ujarku pada kelinciku. Aku hanya
duduk terdiam di ayunan sambil memangku kelinciku.
“ah.. kau wanita yang misterius. Tapi kenapa kenapa
anak-anak kecil menyukaimu? Kau begitu baik pada anak kecil, tidakkah kau juga
baik padaku?” rain menundukkan kepalanya & menatap mataku begitu dekat. Aku
hanya menghiraukannya & tetap terdiam.
“hei kakak manis…apakah kau ingin bermain denganku?”
tiba-tiba seorang anak kecil menarik-narik tanganku.
“tentu! Tapi… hei kelinciku..kelinciku dimana kelinciku?”
teriak ku karena di saat anak itu menarikku aku tak sempat mengambil richi dari
pangkuanku.
“maafkan aku kakak.. aku tidak tau ..”
“Sudahlah adik,biar kakak mencari kelinci kakak!”
“akan ku bantu ka..” aku dan anak itu pun mencari richi.
Tapi pria itu tetap memandangiku.
“apa kau tak tau kelincinya dimana?” Tanya laki-laki itu
tiba-tiba.
“sejak awal aku sudah tau jika kau adalah pria aneh , jika
aku tau kelincinya dimana tak mungkin aku mencarinya!!! Ya Allah aku tak tau di
dunia ini masih ada laki-laki sepertimu.” Ujarku mulai berbicara.
“yeah! Aku berhasil membuatnya bicara.” Ujar rain dalam
hati.
“richi… dimana kau manis?”
“richi??? Aku disini ka..” jawab adik kecil itu.
“apa?? Apa maksudmu adik kecil?”
“nama dia richi…dia adik ku…” jawab rain.
“ah apa aku sudah gila ! bertemu hujan sahabatku &
sekarang peliharaanku richi ! oh tidak ! kenapa bisa begini !” ujar ku pelan
sambil sesekali memegang kepalaku.
“hei.. ini kelincinya” teriak laki-laki itu di semak-semak
& menjinjing kuping richi.
“hei!!! Jangan kau tarik kupingnya !!! apa kau sudah gila
??? sini !! oh richi.. apa kupingmu sakit?” teriak ku yang langsung merebut
richi di tangan laki-laki itu.
“aku rasa kau yang gila. Dia hanya kelinci. Bukankah memang
seperti itu memegang kelinci?” ujar laki-laki itu.
“dan menurut ku TIDAK !!!” jawabku meninggikan suara &
langsung meninggalkan laki-laki itu.
“hei tunggu !!!” ah kenapa dia menarik tanganku.
“hei siapa kau !!! jangan sentuh aku !!!” teriakku.
“baiklah.. baiklah.. izinkan aku mengobrol denganmu &
aku meminta maaf atas semuanya” aku hanya menatapnya dengan aneh. Kenapa dia
tidak menyerah untuk mendekatiku? Dan mengapa dia bisa membuatku berbicara
padanya? Ah aku benci ini.
“apa alasanku untuk mengatakan YA ! dan aku tak akan
mengatakan YA !!!” jawabku dengan nada tinggi.
“hei adik-adik manis ayo kita bermain dengan kakak ini ..”
dia memanggil anak-anak kecil yang sedang bermain. Apa??! Ya Allah.. kenapa
Engkau temukan aku pada orang ini !!!” ujarku dalam hati. Ya Allah segerombolan
anak kecil menghampiriku gara-gara laki-laki itu. Mau dia apa kepadaku?? Tapi
anak-anak ini lucu-lucu. Tak tega aku melihatnya.
“ayo ka henna kita main..” ujar salah satu anak kecil itu,
sambil menarik[-narik bajuku. Aku hanya tersenyum melihat anak-anak itu.
“oh ternyata namamu henna.. adik, kau mau main apa?” ujar
laki-laki itu.ternyata dia lembut pada anak kecil. Dia juga pintar mengajak
anak kecil main. Loh???! Kenapa aku jadi membanggakan dia?? Huft!
“ka henna ayo main !” ujar anak-anak kecil itu sambil
menarik-narikku.
“iyah sayang. Kita main pasir !” ajak ku menuntun anak-anak
kecil itu sambil membawa kelinciku. Aku dan sebagian anak kecil bermain pasir.
Sedangkan laki-laki itu bermain balon dengan sebagian anak kecil lainnya. Tidak
terasa sudah sore sekali.
“adi… ayo masuk nak.. sudah sore.. ayo mandi “ Ajak mamanya
pada anak kecil itu.
“terima kasih yah henna, sudah mengajak main anak tante .”
ujar mama adi.
“iyah tante. Gak papa.” Jawabku sambil tersenyum. Akhirnya
anak-anak itu pulang ke rumahnya masing-masing. Tinggal pria itu yang masih
betah mendekatiku.
“ternyata dirimu cukup terkenal ya henna “ ceplos laki-laki
itu.
“apa urusannya dengan mu??”
jawabku jutek.
“memang tidak ada urusannya denganku. Aku hanya ingin tau.
Terima kasih, aku sudah bisa melihat senyum & ketawamu. Ternyata kau sangat
manis!” ujarnya.
“laki-laki tidak berguna !!!” ujarku.
“apa maksudmu???”
“omonganmu tak berguna! Apa hanya gombalan yang dapat
dikeluarkan laki-laki??! Laki-laki tak berguna!!!” aku pun pergi
meninggalkannya & masuk ke dalam rumah.
Ah rumah ini tetaplah sepi. Aku lelah.. aku langsung
membaringkan tubuhku di tempat tidur.oh.. aku lapar.aku akan segera mandi &
makan. Aku pun langsung masuk kamar mandi,setelah itu solat ashar &
memeriksa sesuatu yang dapat aku makan di kulkas.
“ting…tong…” tiba-tiba bel rumah berbunyi. Aku langsung
segera membukakannya. Orang tua ku sepertinya belum waktunya pulang. Siapa yang
datang ke rumahku?
”assalamuallaikum henna !!” Ya Allah mau pa si hujan datang
kemari?!
“ada apa kau kesini??? Di rumah ku tak ada orang, jadi aku
tidak bisa menerimamu di rumahku.”
“aku hanya ingin melihat rumahmu. Apa kau tak mau menjawab
salam ku?”
“walaikumsalam, sudahkan ? silahkan pergi..”
“baiklah.. ayo…” laki-laki itu tiba-tiba menarik ku keluar
rumah & terus berlari menarikku.
“hei..kau mau bawa aku kemana?” teriak ku sambil
terengah-engah.
“tenanglah, aku tidak akan melakukan apapun terhadapmu!”
“hei..aku lelah..ini sudah malam…tidak bisakah kita berhenti
berlari?!” teriak ku.
“baiklah , tunggu sebentar” aku benar-benar bingung dengan
kelakuan pria aneh itu. Tapi kenapa aku ikut saja dengan dia? Huft! Dari
kejauhan dia kembali dengan membawa motor ninja birunya. Sebenarnya apa yang
dia inginkan dariku??!
“ayo naik!” ujarnya
“kenapa aku harus naik & pergi denganmu??!”
“karena kau telah membangkitkan hatiku” ujarnya.
“Apa maksud perkataanmu?”
“sudahlah..ayolah” ujarnya memaksaku. Entahlah kenapa aku
naik saja di motornya. Ah malam-malam begini, mau di bawa kemana aku ini? Dia
terus mengendarai motornya di tengah-tengah jalan raya pada malam hari. Di
sebuah lapangan besar dia menghentikan motornya.
“ayo turun !”
“mau apa kita kesini? Sangat sepi. Apa kau akan berbuat
jahat padaku?”
“aku sudah bilang dari pertama aku tidak akan melakukan
apapun terhadapmu.”
“lalu??!” tanyaku penasaran . dia duduk di tengah lapangan
yang begitu banyak rumput-rumput.
“duduklah di sampingku.”
“untuk apa?!”
“lihatlah ke langit” ujar laki-laki itu dengan santai.
“Ya Allah indah !! baru kali ini aku melihat ini … bintang,
bulan sabit.. subhanallah.. ujarku dalam hati. Aku pun duduk di sampingnya
& terus menatap langit.
“ini..makanlah..pasti kau lapar.perutmu sedari tadi bernyanyi” ujar dia memberikanku
roti hot dog. Aku langsung memegang perutku. Apa benar perutku tadi berbunyi?
Kapan dia membeli semua ini? Aku lihat dia tidak membawa apa-apa saat
membawaku.
“dari mana kau dapatkan semua ini?” tanyaku penasaran, dia
menunjuk gerobak hotdog yang ada di pinggir-pinggir jalan.
“kau terlalu serius melihat langit & aku mendengar
perutmu bunyi. Jadi aku pergi membeli makanan.apa kau tak menyadarinya?” aku
hanya menggeleng. Ya ampun rasanya aku malu. Begitu norakah diriku melihat
langit? Begitu memalukan kah perutku berbunyi ??? oh tidak !!!
“jangan sungkan denganku. Aku bisa menjadi sahabatmu!” ujar
dia. Tersenyum & menghadapkan wajahnya padaku.
“apa maksudmu?!”
“aku tau kau hanya ingin bersahabat dengan hujan. Aku rain,
aku hujan. Tidakkah kau bersahabat denganku? Panggil aku hujan !”
“kenapa kau ingin bersahabat denganku?”
“kau unik & sama dengan ku. Suka dengan hujan. Ya kan?”
“ya aku suka hujan & aku tak mau hujan yang lain.”
“tidakkah kau berfikir sekarang? Bila tidak ada hujan,
keindahan itulah yang kau lihat!” ujar dia sambil menunjuk langit.
“dan bila hujan, setiap malam, tak akan ada bintang &
bulan seperti itu.”
“tapi aku suka hujan !” ujarku tetap pada pendirian ku.
“Ya, baiklah kau suka hujan oke?” aku hanya terdiam.
“apa kau kesepian henna?”
“apa urusanmu?!” Tanya ku jutek.
“aku kesepian !” aku nya.
“kau punya adik yang manis. Mengapa kau kesepian?” tanyaku
penasaran.
“kau tau? Ayah & ibuku selalu memperhatikan richi.rasanya
mereka hanya menyuruhku sekolah yang tinggi dan meneruskan perusahaan ayah. Tak
ada perhatian apapun padaku. Aku seperti robot. Dulu aku sepertimu tak pernah
mau berbicara pada siapapun, dengan adik ku pun tidak. Tapi aku sadar, aku
membutuhkan orang untuk berbagi. Tidak
ada satu manusia pun yang dapat berdiri sendiri.”
“apa itu alasan mu mendekatiku?”
“ya ku rasa ada sedikit.”
“kau ini !!!” kesal ku.
“jangan marah henna. Aku hanya ingin kau merasakan
memerlukan orang lain”
“aku memang kesepian. Tidak mudah bagiku mempercayai orang
lain. teman-temanku selalu mencoba mendekatiku.tapi aku selalu mencoba agar
mereka berhenti mendekatiku. Kau pasti tau apa penyebab aku kesepian. Orang tua
ku jarang sekali di rumah. Bahkan bisa dikatakan tidak pernah. Kakak-kakak ku
sudah sibuk dengan urusannya masing-masing. Jadi hanya richi yang menemani ku
di rumah.”
“kenapa tidak ada pembantu?”
“aku merasa pembantu adalah penghambat ku untuk bergerak.
Maka aku berhentikan mereka. Aku merasa sangat di atur-atur !”
“lalu?”
“apa?”
“kenapa kau tak mau berteman?”
“waktu SMP, aku punya 2 teman. Saat aku bercerita pada
mereka apapun yang kualami mereka selalu membeberkannya. Di saat aku ingin
bercerita mereka selalu tak mendengarkannya. Tapi di saat dia cerita aku
mendengarkannya dengan baik & bagiku tak ada sahabat sejati. Saat itu aku
benar-benar kesepian. Tiba-tiba hujan. Aku diam di bawah hujan & memejamkan
mata berteriak di antara gemeriuh percikan hujan. Aku tumpahkan masalahku dalam
hujan, aku sadar hujanlah sahabat sejatiku. Setelah hujan aku sangat tenang. ah
kenapa aku bercerita padamu!” ujarku bercerita padanya.
“tak apa! Curahkanlah semuanya. Aku akan mendengarkannya!”
ujar rain.
“tak ada lagi. Aku ingin menangis!” ujarku.
“menagislah…aku akan mendengarkanmu!”
“boleh aku meminjam bahumu?”
“tentu saja! Pakailah.” Aku benar-benar tak bisa menahan air
mata ku.
“aku merindukan orang tua & kakak-kakak ku. Aku
merindukan seorang sahabat.”
“kau tidak merindukan Allah & Rasulullah?”
“Aku juga merindukanNya.. tapi sudah lama aku takterlalu
dekat dengan Allah..”
“mengapa?”
“entahlah.. setan terus mengikutiku.”
“sudah berapa lama kau memakai kerudung?”
“sejak SMP.saat aku baligh”
“wah hebat! Dari mana kau dapat ilmu itu?”
“kau seperti wartawan !”
“Biar saja! Aku ingin tau lebih dekat dirimu!”
“Hmm…aku tau ilmu itu dari kakek ku”
“owh .. aku salut padamu..” ujarnya tersenyum.
“ah mengapa aku jadi banyak bercerita padamu!”
“jadi kita bersahabat?” Tanya dia mengulurkan kelingkingnya.
“apa untungnya aku bersahabat dengan mu?”
“kita dapat berbagi & ceria bersama setiap hari”
“akan ku pikirkan 3 tahun lagi” ujarku sambil tersenyum dan
berdiri.
“apakah kita akan menikah ?!” rayunya padaku sambil
mencubitku
“apa??!? Itu tak mungkin terjadi jika ku katakan ya. Jadi
aku katakan ya aku mau menjadi sahabatmu!” jawabku membalas cubitannya.
“au..itu adalah cubitan yang sangat sakit. Sepertinya aku
tidak mencubitmu sungguhan !” kritiknya.
“dan itu tanda persahabatan kita!” ujarku.
“kau tau?” Tanya nya tiba-tiba.
“tidak..aku tidak tau !”
“yasudah jika tidak tahu!”
“hei jangan buatku penasaran !”
“sahabat itu bisa jadi saling mencintai. Berarti ada
kemungkinan kita akan menikah!”
“apa maksudmu? Kalau gitu aku tidak jadi menjawab ya!”
teriak ku
“oh tidak bisa! Kita sudah sepakat!” ujar dia sambil berlari.
Aku pun mengejarnya.
“dasar kau ini. Huft! Aku lelah!” ujarku sambil membaringkan
tubuhku ke rerumputan. Dia pun mengikuti di sampingku.
“hahaha ternyata kau sangat lugu dan lucu !” ujarnya pelan.
“indah sekali ! aku tidak pernah melihat langit seindah
ini!” ujarku.
“makanya aku bawa kau kesini.”
“terima kasih untuk hari ini rain! Aku sangat senang sekali”
aku ku.
“akhirnya kau mengakuiku. Aku juga senang hari ini bisa
bersahabat denganmu.” Kami pun tertawa.
“rain ! sudah jam 10 malam. Kita harus pulang!” ujarku.
“ya baiklah.” Kamipun pulang.
“terima kasih rain.” Ujarku saat sampai di depan rumah.
“sama-sama. Selamat tidur henna!” aku hanya tersenyum &
masuk ke dalam rumah.
“hari ini sangat lelah..tapi menyenangkan! Si hujan itu
membuat aku bahagia !” ujar ku yang langsung membaringkan tubuhku ke kasur.
“teng..teng..teng..” ah jam beker ku bunyi.
“apa jam 6 ???! Ya Allah…” teriak ku & langsung
bersiap-siap. Tak sempat sarapan aku langsung berlari keluar rumah & terus
berlari.
“selamat pagi henna ..” sapa rain .
“ya selamat pagi !!” teriak ku sambil berlari.
“henna…henna…”rain memanggilku. Ah aku tak peduli. Aku sudah
telat.
“henna kau mau kemana ?” ujar rain mengikutiku dengan
motornya.
“apa kau sudah gila menanyakan itu padaku?! Tentu saja aku
akan pergi ke sekolah. Aku sudah telat. Mengapa kau mengikutiku?”
“ayo naik! Akan ku antar!”
“terima kasih! Tapi berhubung aku sudah telat ! baiklah ku
terima tawaranmu.”
Ah aku sudah sampai. Tapi mengapa sepi?!
“rain.. hari apa sekarang?” Tanya ku bingung
“sabtu..” rain hanya tersenyum melihat ku
“kenapa kau tidak bilang padaku??! Rain !” teriakku sambil
memukul-mukul bahu rain.
“habis kau terus saja mengoceh. Maka dari itu ku antar saja
kau kesini. Agar kau melihatnya sendiri.”
“ah apa aku sudah gila ??!” ujarku memukul-mukul kepalaku
pelan.
“memang kau sudah gila. Ingatan mu saja sudah payah !”
“apa??! Rain!!! Kau ini!!” kesal ku.
“apa kau lapar?” Tanya rain tiba-tiba.
“apa??? Apa kau mendengar perutku berbunyi lagi??” Tanya ku
ketakutan sambil memegang perutku.
“kenapa kau ketakutan begitu?” Tanya rain.
“tidak… aku kira kau mendengar perutku berbunyi lagi.”
“tidak.. aku tidak mendengarnya , aku tau kau telat, pasti
kau belu sarapan”
“kenapa kau serba tau rain!” ujarku.
“karena aku sahabatmu. Ayo naik ! kita jalan-jalan !”
“Apa? Bagaimana dengan seragamku?”
“tak apa! Mahasiswa sudah biasa terlihat dengan anak SMK
.Jaman sekarang“
“Apa maksudmu?!”
“tidak! Hanya bergurau!”
“Ah kau ini !” ujarku sambil menggetok hel mnya.
“ayo turun !”
“ Baiklah!” ujarku.
“ayo masuk!” dia menarik tangan ku memasuki restoran.
“bisakah kau membawaku pelan-pelan?”
“duduklah!”
“Kurasa kau gila ! lenganku sakit!”
“benarkah? Kalau begitu aku meminta maaf padamu” rain
tersenyum meledek.
“huh!”
“kau ingin pesan apa?”
“hmm.. aku terserah mu saja rain”
“tidak ! aku tak mau makan jika terserah ku!”
“baiklah-baiklah.. aku nasi goreng!”
“oke.. nasi goreng 2 dan jus alpukat 2” ujarnya pada
pelayan. Aku hanya menatapnya aneh.
“ada apa? Kau tidak suka alpukat? Akan aku pesan untukmu lagi
.”
“tidak perlu rain. Aku suka jus alpukat! Aku heran saja
kenapa kau memesan alpukat”
“aku juga suka alpukat” ujarnya memijat hidungku pelan.
“kau kuliah?”
“tidak.kenapa?”
“pagi-pagi sudah rapi. Mau kemana?” tanyaku.
“henna.. jangan lah kau takut lagi dengan matahari.”
Ujarnya.
“kenapa?”
“bukankah sudah ku bilang. Di balik itu semua mereka
mempunyai keindahan masing-masing. Jadi janganlah kau hanya menunggu hujan.
Nikmatilah yang lain !”
“kenapa tiba-tiba kau bericara seperti itu?”
“aku hanya ingin kau tidak menggantungkan dirimu pada hujan
!”
“baiklah kak..”
“Kak?” tanyanya aneh.
“kenapa? Apa tidak boleh aku memanggilmu kakak? Kakak hujan
!” ujarku sambil tersenyum.
“Tak apa adik ku yang manis!” jawabnya sambil mengelus-elus
kepalaku.
“rain, aku ingin melihat pelangi. Apa mungkin?”
“pelangi sangat sulit untuk di lihat, kapan-kapan akan ku
ajak kau melihatnya!”
“benarkah?” Tanya ku.rain hanya mengangguk melihat ku.
“kau sangat lugu & lucu henna…” aku hanya mengeluarkan
senyum manisku.
“berjanjilah padaku henna..hujanmu adalah aku… aku sekarang
hujanmu…” ujar rain.aku mengangguk.
“ayo makan.” Ujar rain saat makanan datang, aku pun
menghabiskannya.
“ah kenyang!” ujarku.
“Alhamdulillah ! ” sindir rain.aku tertawa kecil.
“Alhamdulillah…”ujar ku.
“ayo kita pulang !” ajak rain.
“baiklah…” kami pun pulang. Rasanya aku tak ingin pulang.
Aku ingin terus bersama rain. Perasaan ku pun tak enak.
“masuklah henna, maafkan aku jika aku membuatmu terganggu
selama ini, jaga dirimu baik-baik” ujarnya saat sampai di depan rumah. Sambil
tersenyum.
“Kenapa kau berbicara seperti itu? Seperti ingin pergi “
jawabku bingung.
“tidak ! masuklah..!”
“aku tidak akan masuk sebelum kau bicara jujur padaku!”
“aku akan masuk pesantren.”
“apakah hari ini ??!” Tanya ku lemas. Rain mengangguk.
“kenapa kau begitu cepat datang dan mengapa kau begitu cepat
pergi hujan?!” tak terasa air mata ku mengalir deras. Tak dapat aku tahan. Mengapa
kebahagiaan itu hanya sekejap?
“baru aku punya sahabat rain… tidakkah kau disini menemaniku
dalam setiap hariku?”
“aku akan kembali di saat waktunya. Aku ingin membenahi
diriku ini. Aku menyayangimu adik manis ..” rain mengelus lembut pipiku yang
telah basah dengan air mata.
“apa itu tandanya aku akan sendiri lagi?”
“kau tak akan sendiri, jadilah dirimu sendiri, tak selamanya manusia bersifat sama. Pasti
ada temanmu yang akan membuat mu bahagia. Jika kau merindukanku.. sapalah
hujan,matahari, juga bintang &
bulan… karena hujanmu adalah aku… rain…
walau tak ada hujan, janganlah kau bersedih. Karena sekarang hujan mu adalah
aku… rain sahabatmu.. berjanjilah kau akan selalu menyimpanku dalam hatimu.”
Ujar rain. Aku mengangguk
“my friend is rain..” bisik ku pada rain. Rain tersenyum dan
memeluk ku.
“apa kau sedih?”
“ya!”
“bersembunyilah di balik hujan. Sebentar lagi hujan akan
datang” ujarnya. Di kejauhan Ayah,Ibu dan adiknya memasuki koper-koper rain ke
mobil
“rain…!!!” panggilku. Hujan turun deras. Rain menoleh ke
arahku.
“aku sayang padamu kakak hujan ..” aku memeluk rain.
“apa ini mimpi???”
“ini bukan mimpi… bersikaplah dewasa, tidak aka nada yang
seperti ini 5 tahun lagi. Kecuali jika kau mau menikah dengan ku.” Rain tertawa
pelan.
“rain kau harus lakukan itu”
“Lakukan apa?”
“Rain !!! jangan bercanda !” tegas ku. Rain pun tertawa.
“kau masih kecil adikku… jangan memikirkan itu. Belajarlah
dengan baik. 5 tahun lagi adalah waktu yang lama . “ ujarnya sambil memijit
hidung ku.
“au sakiit ! kau jahat rain ! baru saja aku punya sahabat
sejati dan kakak yang baik. Dan dalam
sekejap kebahagiaan itu hilang!”
”sabar yah adik
manis.aku akan mengunjungimu setiap ada hari libur. Tapi kau tak boleh lagi
memelukku..”
“rain…! Huh !” aku merengut.
“tetaplah tersenyum dan ceria seperti saat aku di sampingmu. Aku akan selalu ada di
hatimu. kau seperti bebek jika tak tersenyum..” Ejek Rain.
“kakak hujaan !!” kesal ku
“Baiklah aku harus pergi. Jika kau ingin punya sahabat
sejati yang setiap hari menemanimu, kau harus menungguku. Okeeeh?? Baiklah.
Jaga dirimu baik-baik adik manis. Aku pergi !” rain pun masuk mobil &
melambaikan tangannya padaku. Meninggalkan ku dalam hujan.
My friend is rain… segeralah kembali…. Menemaniku dalam
kebahagiaan…
7 bulan telah ku lalui tanpa rain. Dalam sekejap aku dapat
ceria walau tanpanya. Tapi tak dapat sepenuhnya kebahagiaan itu hadir. Aku
tetap membutuhkannya.
“Hei henna … Assalamuallaikum…” wajahnya rain, tapi
penampilannya ku rasa bukan. Dia memakai kopiah hitam dan sangat rapi.
“walaikumsalam .. siapa dirimu?? Apa kau ustadz yang turun
dari hujan ?” ejekku.
“aku hujan! Ustadz hujan!” dia tertawa kecil & tak
berani mendekat.
“Baiklah ustadz hujan .. selamat datang di rain… and rain
…!!!” ujarku sambil tersenyum.
~ THE END ~
·
Setiap orang itu selalu membutuhkan orang lain… tak ada satupun
manusia yang dapat berdiri sendiri.
·
Alam itu mempunyai keindahan masing-masing. Sambutlah mereka
dengan senyuman & tetap semangat.
·
Jadilah sahabat yang baik… karena sahabat yang akan selalu di
ingat dan di butuhkan …
Salam manis http://annaparkyoungna.blogspot.com/
By : Annafsul Mutmainnah 09.07.94
Cerpen Keduaku … ~Terima kasih yg sudah baca~
“My Friend
Is Rain” ~Sampai
jumpa di cerpen berikutnya !!!!~
09.11.11 –
10.11.11
~ Semoga
Cerpen2 dan novel yg sedang diproses dapat terbit di masyarakat luas! Aamiin Ya
Robal Alamiin.^_^ ~