Minggu, 13 November 2011

My Cerpen ( My Friend is Rain )



My Friend is Rain

Setidaknya aku melihat hujan hari ini. Tapi matahari tetap saja muncul. Aku benci suasana ini. Tidak seharusnya matahari tetap tersenyum melihatku. Aku ingin hujan !!! tetap ingin hujan !!! aku ingin melihat hujan !!!
“henna… kau ingin pulang bersamaku?” ina mengajak ku pulang bersama karena rumah kami searah. Seperti biasa hanya ku jawab dengan gelengan. Aku terus menatap matahari dengan mata meringis, karena cahayanya begitu silau.
“kenapa kau tidak istirahat saja & membiarkan hujan yang menggantikanmu? Aku ingin melihat hujan. Aku tidak membencimu, tapi aku lebih menyukai hujan !” gerutuku kepada matahari itu. Aku terus saja berjalan pulang. Sampai gerbang sekolah begitu berisik anak-anak membunyikan motornya. Aku benci suasana ini. Aku ingin hening. Ah aku tau tempatnya. Aku terus meneruskan perjalanan ku kerumah. Sampai terlihatlah rumahku. Tapi aku tak ingin menginjakkan rumah, aku ingin menginjak taman itu, taman yang berseberangan dengan rumahku. Komplek ini sangat sepi. Taman ini seperti hanya pajangan. Tapi bagiku taman ini adalah penghiburku. Aku duduk di salah satu ayunan. Inilah kebiasaan ku. Ah aku tadi punya permen dan coklat saat di sekolah. Aku mengeluarkannya, tapi tiba-tiba seorang anak kecil menangis kepadaku. Oh.. aku harus merelakan coklat dan permanku.
“jangan menangis lagi  yah adik kecil” bisikku sambil tersenyum.
“terima kasih kak, kau baik dan cantik !” ujar anak kecil itu dan langsung berlari. Aku hanya tersenyum. Aku memang pendiam tapi anak kecil selalu menyukaiku. Entahlah mungkin karena rasa suka ku pada anak kecil.
“hai… terima kasih atas coklat dan permennya. Apa aku boleh berkenalan dengan mu?” tiba-tiba saja laki-laki aneh mendekatiku & duduk di ayunan  sebelah ku. Aku hanya menatapnya aneh. Sepertinya aku merasakan percikan air menetes di wajahku. Oh .. hujan ! ini hebat ! akhirnya…! Aku berdiri dan membentangkan tanganku lalu memejamkan mataku. Inilah suasana terhebat yang aku suka ! rain sahabatku.. tetaplah kau turun. Jangan berhenti. Ah aku rasa laki-laki itu sudah pergi  Saat aku membentangkan tangan & memejam. Aku tak akan membuka mataku sebelum hujan berhenti. Sepertinya hujan ini akan lama tapi sebaiknya aku duduk.
“oh tidak ! laki-laki itu di sebelahku.tapi kenapa dia mengikuti gerakanku? dia basah kuyup sepertiku. Sebenarnya siapa dia? Tidak pernah ada laki-laki sampai seperti ini mendekatiku. Ah kenapa aku jadi penasaran seperti ini Ya Allah..” ujarku dalam hati. Aku kembali duduk di ayunan dan terus memperhatikannya dengan aneh.
“ah… dia membuka mata..” ujarku dalam hati. Dia menghampiriku.
“apa kau tak ingin menyebutkan namamu? Baiklah aku akan memperkenalkan diriku. Namaku rain. Aku tinggal di sana, aku pindahan dari bandung. Hari ini hari pertama ku di rumah itu.” Ujarnya sambil menunjuk rumahnya yang tepat di sampingku. Rain? Hujan?
“rain adalah hujan. Ibuku melahirkanku di saat hujan, maka dari itu aku di namakan Rain. Aku sangat suka hujan. Tadi adalah ekspresiku menyambut hujan. Apakah kau juga suka hujan ?” laki-laki itu terus saja berbicara. Hujan pun sudah reda. Ah lebih baik aku segera pulang & berganti pakaian.
“he… kau mau kemana?” dia berteriak padaku. Ah aku tak peduli. Teman-temanku saja tak tahan berteman denganku. Apalagi dia. Aku pun masuk rumah.
“hei.. adik kecil, apa kau kenal dengan kakak itu?” Tanya rain kepada anak kecil yang lewat.
“ya..dia kakak yang cantik & baik” ujar anak itu.
“apa dia tidak bisa bicara?”
“tidak..dia sangat banyak bicara padaku & anak-anak yang lain”
“apa kau tau mengapa dia tidak ku ajak bicara hanya diam saja?”
“dia banyak bicara hanya pada kami, anak-anak kecil, aku tak tau mengapa dia tidak mau bicara pada teman-temannya sepertimu.”
“Baiklah… terima kasih anak manis. Ini untukmu” ujar rain sambil memberikan coklat.
“terima kasih kakak…” anak kecil itu berlari..
“kau pasti akan segera bicara padaku!” ujar rain.
Aku ingin keluar rumah..rumah ini begitu sepi dan penat. Ya Allah … kapan Kau isi rumah ini dengan kecerian?? Ayah dan ibuku terus mencari uang. Entahlah kapan mereka pulang. Kakak-kakak ku?? Sibuk dengan urusannya masing-masing. Hanya kelinciku yang menemani jika aku di rumah. Itupun jika dia terbangun.
“hei richi…kelinci manis apa kau sudah bangun?” ujar ku. Ternyata kelinciku bangun. Aku ajak saja dia bermain di taman.
“richi… kau tau? Aku bertemu pria yang menyukai hujan sepertiku tadi, tapi dia sangat aneh,ah aku tak tau dia siapa. Yang aku tau namanya adalah rain, bernama hujan. Apa kau suka hujan?pasti kau tak suka hujan.” Aku berbisik pada richi, keliciku yang sangat manis.
“hei kau masih tak mau menyebutkan namamu gadis cantik?” teriak rain di kejauhan menuju taman.
“Ah mau apa lagi pria itu? Apa dia tidak kapok berbicara padaku? Hei richi.. aku harus melakukan apa?” ujarku pada kelinciku. Aku hanya duduk terdiam di ayunan sambil memangku kelinciku.
“ah.. kau wanita yang misterius. Tapi kenapa kenapa anak-anak kecil menyukaimu? Kau begitu baik pada anak kecil, tidakkah kau juga baik padaku?” rain menundukkan kepalanya & menatap mataku begitu dekat. Aku hanya menghiraukannya & tetap terdiam.
“hei kakak manis…apakah kau ingin bermain denganku?” tiba-tiba seorang anak kecil menarik-narik tanganku.
“tentu! Tapi… hei kelinciku..kelinciku dimana kelinciku?” teriak ku karena di saat anak itu menarikku aku tak sempat mengambil richi dari pangkuanku.
“maafkan aku kakak.. aku tidak tau ..”
“Sudahlah adik,biar kakak mencari kelinci kakak!”
“akan ku bantu ka..” aku dan anak itu pun mencari richi. Tapi pria itu tetap memandangiku.
“apa kau tak tau kelincinya dimana?” Tanya laki-laki itu tiba-tiba.
“sejak awal aku sudah tau jika kau adalah pria aneh , jika aku tau kelincinya dimana tak mungkin aku mencarinya!!! Ya Allah aku tak tau di dunia ini masih ada laki-laki sepertimu.” Ujarku mulai berbicara.
“yeah! Aku berhasil membuatnya bicara.” Ujar rain dalam hati.
“richi… dimana kau manis?”
“richi??? Aku disini ka..” jawab adik kecil itu.
“apa?? Apa maksudmu adik kecil?”
“nama dia richi…dia adik ku…” jawab rain.
“ah apa aku sudah gila ! bertemu hujan sahabatku & sekarang peliharaanku richi ! oh tidak ! kenapa bisa begini !” ujar ku pelan sambil sesekali memegang kepalaku.
“hei.. ini kelincinya” teriak laki-laki itu di semak-semak & menjinjing kuping richi.
“hei!!! Jangan kau tarik kupingnya !!! apa kau sudah gila ??? sini !! oh richi.. apa kupingmu sakit?” teriak ku yang langsung merebut richi di tangan laki-laki itu.
“aku rasa kau yang gila. Dia hanya kelinci. Bukankah memang seperti itu memegang kelinci?” ujar laki-laki itu.
“dan menurut ku TIDAK !!!” jawabku meninggikan suara & langsung meninggalkan laki-laki itu.
“hei tunggu !!!” ah kenapa dia menarik tanganku.
“hei siapa kau !!! jangan sentuh aku !!!” teriakku.
“baiklah.. baiklah.. izinkan aku mengobrol denganmu & aku meminta maaf atas semuanya” aku hanya menatapnya dengan aneh. Kenapa dia tidak menyerah untuk mendekatiku? Dan mengapa dia bisa membuatku berbicara padanya? Ah aku benci ini.
“apa alasanku untuk mengatakan YA ! dan aku tak akan mengatakan YA !!!” jawabku dengan nada tinggi.
“hei adik-adik manis ayo kita bermain dengan kakak ini ..” dia memanggil anak-anak kecil yang sedang bermain. Apa??! Ya Allah.. kenapa Engkau temukan aku pada orang ini !!!” ujarku dalam hati. Ya Allah segerombolan anak kecil menghampiriku gara-gara laki-laki itu. Mau dia apa kepadaku?? Tapi anak-anak ini lucu-lucu. Tak tega aku melihatnya.
“ayo ka henna kita main..” ujar salah satu anak kecil itu, sambil menarik[-narik bajuku. Aku hanya tersenyum melihat anak-anak itu.
“oh ternyata namamu henna.. adik, kau mau main apa?” ujar laki-laki itu.ternyata dia lembut pada anak kecil. Dia juga pintar mengajak anak kecil main. Loh???! Kenapa aku jadi membanggakan dia?? Huft!
“ka henna ayo main !” ujar anak-anak kecil itu sambil menarik-narikku.
“iyah sayang. Kita main pasir !” ajak ku menuntun anak-anak kecil itu sambil membawa kelinciku. Aku dan sebagian anak kecil bermain pasir. Sedangkan laki-laki itu bermain balon dengan sebagian anak kecil lainnya. Tidak terasa sudah sore sekali.
“adi… ayo masuk nak.. sudah sore.. ayo mandi “ Ajak mamanya pada anak kecil itu.
“terima kasih yah henna, sudah mengajak main anak tante .” ujar mama adi.
“iyah tante. Gak papa.” Jawabku sambil tersenyum. Akhirnya anak-anak itu pulang ke rumahnya masing-masing. Tinggal pria itu yang masih betah mendekatiku.
“ternyata dirimu cukup terkenal ya henna “ ceplos laki-laki itu.
“apa urusannya dengan mu??”  jawabku jutek.
“memang tidak ada urusannya denganku. Aku hanya ingin tau. Terima kasih, aku sudah bisa melihat senyum & ketawamu. Ternyata kau sangat manis!” ujarnya.
“laki-laki tidak berguna !!!” ujarku.
“apa maksudmu???”
“omonganmu tak berguna! Apa hanya gombalan yang dapat dikeluarkan laki-laki??! Laki-laki tak berguna!!!” aku pun pergi meninggalkannya & masuk ke dalam rumah.
Ah rumah ini tetaplah sepi. Aku lelah.. aku langsung membaringkan tubuhku di tempat tidur.oh.. aku lapar.aku akan segera mandi & makan. Aku pun langsung masuk kamar mandi,setelah itu solat ashar &
memeriksa sesuatu yang dapat aku makan di kulkas.
“ting…tong…” tiba-tiba bel rumah berbunyi. Aku langsung segera membukakannya. Orang tua ku sepertinya belum waktunya pulang. Siapa yang datang ke rumahku?
”assalamuallaikum henna !!” Ya Allah mau pa si hujan datang kemari?!
“ada apa kau kesini??? Di rumah ku tak ada orang, jadi aku tidak bisa menerimamu di rumahku.”
“aku hanya ingin melihat rumahmu. Apa kau tak mau menjawab salam ku?”
“walaikumsalam, sudahkan ? silahkan pergi..”
“baiklah.. ayo…” laki-laki itu tiba-tiba menarik ku keluar rumah & terus berlari menarikku.
“hei..kau mau bawa aku kemana?” teriak ku sambil terengah-engah.
“tenanglah, aku tidak akan melakukan apapun terhadapmu!”
“hei..aku lelah..ini sudah malam…tidak bisakah kita berhenti berlari?!” teriak ku.
“baiklah , tunggu sebentar” aku benar-benar bingung dengan kelakuan pria aneh itu. Tapi kenapa aku ikut saja dengan dia? Huft! Dari kejauhan dia kembali dengan membawa motor ninja birunya. Sebenarnya apa yang dia inginkan dariku??!
“ayo naik!” ujarnya
“kenapa aku harus naik & pergi denganmu??!”
“karena kau telah membangkitkan hatiku” ujarnya.
“Apa maksud perkataanmu?”
“sudahlah..ayolah” ujarnya memaksaku. Entahlah kenapa aku naik saja di motornya. Ah malam-malam begini, mau di bawa kemana aku ini? Dia terus mengendarai motornya di tengah-tengah jalan raya pada malam hari. Di sebuah lapangan besar dia menghentikan motornya.
“ayo turun !”
“mau apa kita kesini? Sangat sepi. Apa kau akan berbuat jahat padaku?”
“aku sudah bilang dari pertama aku tidak akan melakukan apapun terhadapmu.”
“lalu??!” tanyaku penasaran . dia duduk di tengah lapangan yang begitu banyak rumput-rumput.
“duduklah di sampingku.”
“untuk apa?!”
“lihatlah ke langit” ujar laki-laki itu dengan santai.
“Ya Allah indah !! baru kali ini aku melihat ini … bintang, bulan sabit.. subhanallah.. ujarku dalam hati. Aku pun duduk di sampingnya & terus menatap langit.
“ini..makanlah..pasti kau lapar.perutmu  sedari tadi bernyanyi” ujar dia memberikanku roti hot dog. Aku langsung memegang perutku. Apa benar perutku tadi berbunyi? Kapan dia membeli semua ini? Aku lihat dia tidak membawa apa-apa saat membawaku.
“dari mana kau dapatkan semua ini?” tanyaku penasaran, dia menunjuk gerobak hotdog yang ada di pinggir-pinggir jalan.
“kau terlalu serius melihat langit & aku mendengar perutmu bunyi. Jadi aku pergi membeli makanan.apa kau tak menyadarinya?” aku hanya menggeleng. Ya ampun rasanya aku malu. Begitu norakah diriku melihat langit? Begitu memalukan kah perutku berbunyi ??? oh tidak !!!
“jangan sungkan denganku. Aku bisa menjadi sahabatmu!” ujar dia. Tersenyum & menghadapkan wajahnya padaku.
“apa maksudmu?!”
“aku tau kau hanya ingin bersahabat dengan hujan. Aku rain, aku hujan. Tidakkah kau bersahabat denganku? Panggil aku hujan !”
“kenapa kau ingin bersahabat denganku?”
“kau unik & sama dengan ku. Suka dengan hujan. Ya kan?”
“ya aku suka hujan & aku tak mau hujan yang lain.”
“tidakkah kau berfikir sekarang? Bila tidak ada hujan, keindahan itulah yang kau lihat!” ujar dia sambil menunjuk langit.
“dan bila hujan, setiap malam, tak akan ada bintang & bulan seperti itu.”
“tapi aku suka hujan !” ujarku tetap pada pendirian ku.
“Ya, baiklah kau suka hujan oke?” aku hanya terdiam.
“apa kau kesepian henna?”
“apa urusanmu?!” Tanya ku jutek.
“aku kesepian !” aku nya.
“kau punya adik yang manis. Mengapa kau kesepian?” tanyaku penasaran.
“kau tau? Ayah & ibuku selalu memperhatikan richi.rasanya mereka hanya menyuruhku sekolah yang tinggi dan meneruskan perusahaan ayah. Tak ada perhatian apapun padaku. Aku seperti robot. Dulu aku sepertimu tak pernah mau berbicara pada siapapun, dengan adik ku pun tidak. Tapi aku sadar, aku membutuhkan orang  untuk berbagi. Tidak ada satu manusia pun yang dapat berdiri sendiri.”
“apa itu alasan mu mendekatiku?”
“ya ku rasa ada sedikit.”
“kau ini !!!” kesal ku.
“jangan marah henna. Aku hanya ingin kau merasakan memerlukan orang lain”
“aku memang kesepian. Tidak mudah bagiku mempercayai orang lain. teman-temanku selalu mencoba mendekatiku.tapi aku selalu mencoba agar mereka berhenti mendekatiku. Kau pasti tau apa penyebab aku kesepian. Orang tua ku jarang sekali di rumah. Bahkan bisa dikatakan tidak pernah. Kakak-kakak ku sudah sibuk dengan urusannya masing-masing. Jadi hanya richi yang menemani ku di rumah.”
“kenapa tidak ada pembantu?”
“aku merasa pembantu adalah penghambat ku untuk bergerak. Maka aku berhentikan mereka. Aku merasa sangat di atur-atur !”
“lalu?”
“apa?”
“kenapa kau tak mau berteman?”
“waktu SMP, aku punya 2 teman. Saat aku bercerita pada mereka apapun yang kualami mereka selalu membeberkannya. Di saat aku ingin bercerita mereka selalu tak mendengarkannya. Tapi di saat dia cerita aku mendengarkannya dengan baik & bagiku tak ada sahabat sejati. Saat itu aku benar-benar kesepian. Tiba-tiba hujan. Aku diam di bawah hujan & memejamkan mata berteriak di antara gemeriuh percikan hujan. Aku tumpahkan masalahku dalam hujan, aku sadar hujanlah sahabat sejatiku. Setelah hujan aku sangat tenang. ah kenapa aku bercerita padamu!” ujarku bercerita padanya.
“tak apa! Curahkanlah semuanya. Aku akan mendengarkannya!” ujar rain.
“tak ada lagi. Aku ingin menangis!” ujarku.
“menagislah…aku akan mendengarkanmu!”
“boleh aku meminjam bahumu?”
“tentu saja! Pakailah.” Aku benar-benar tak bisa menahan air mata ku.

“aku merindukan orang tua & kakak-kakak ku. Aku merindukan seorang sahabat.”
“kau tidak merindukan Allah & Rasulullah?”
“Aku juga merindukanNya.. tapi sudah lama aku takterlalu dekat dengan Allah..”
“mengapa?”
“entahlah.. setan terus mengikutiku.”
“sudah berapa lama kau memakai kerudung?”
“sejak SMP.saat aku baligh”
“wah hebat! Dari mana kau dapat ilmu itu?”
“kau seperti wartawan !”
“Biar saja! Aku ingin tau lebih dekat dirimu!”
“Hmm…aku tau ilmu itu dari kakek ku”
“owh .. aku salut padamu..” ujarnya tersenyum.
“ah mengapa aku jadi banyak bercerita padamu!”
“jadi kita bersahabat?” Tanya dia mengulurkan kelingkingnya.
“apa untungnya aku bersahabat  dengan mu?”
“kita dapat berbagi & ceria bersama setiap hari”
“akan ku pikirkan 3 tahun lagi” ujarku sambil tersenyum dan berdiri.
“apakah kita akan menikah ?!” rayunya padaku sambil mencubitku
“apa??!? Itu tak mungkin terjadi jika ku katakan ya. Jadi aku katakan ya aku mau menjadi sahabatmu!” jawabku membalas cubitannya.
“au..itu adalah cubitan yang sangat sakit. Sepertinya aku tidak mencubitmu sungguhan !” kritiknya.
“dan itu tanda persahabatan kita!” ujarku.
“kau tau?” Tanya nya tiba-tiba.
“tidak..aku tidak tau !”
“yasudah jika tidak tahu!”
“hei jangan buatku penasaran !”
“sahabat itu bisa jadi saling mencintai. Berarti ada kemungkinan kita akan menikah!”
“apa maksudmu? Kalau gitu aku tidak jadi menjawab ya!” teriak ku
“oh tidak bisa! Kita sudah sepakat!” ujar dia sambil berlari. Aku pun mengejarnya.
“dasar kau ini. Huft! Aku lelah!” ujarku sambil membaringkan tubuhku ke rerumputan. Dia pun mengikuti di sampingku.
“hahaha ternyata kau sangat lugu dan lucu !” ujarnya pelan.
“indah sekali ! aku tidak pernah melihat langit seindah ini!” ujarku.
“makanya aku bawa kau kesini.”
“terima kasih untuk hari ini rain! Aku sangat senang sekali” aku ku.
“akhirnya kau mengakuiku. Aku juga senang hari ini bisa bersahabat denganmu.” Kami  pun tertawa.
“rain ! sudah jam 10 malam. Kita harus pulang!” ujarku.
“ya baiklah.” Kamipun pulang.
“terima kasih rain.” Ujarku saat sampai di depan rumah.
“sama-sama. Selamat tidur henna!” aku hanya tersenyum & masuk ke dalam rumah.
“hari ini sangat lelah..tapi menyenangkan! Si hujan itu membuat aku bahagia !” ujar ku yang langsung membaringkan tubuhku ke kasur.
“teng..teng..teng..” ah jam beker ku bunyi.
“apa jam 6 ???! Ya Allah…” teriak ku & langsung bersiap-siap. Tak sempat sarapan aku langsung berlari keluar rumah & terus berlari.
“selamat pagi henna ..” sapa rain .
“ya selamat pagi !!” teriak ku sambil berlari.
“henna…henna…”rain memanggilku. Ah aku tak peduli. Aku sudah telat.
“henna kau mau kemana ?” ujar rain mengikutiku dengan motornya.
“apa kau sudah gila menanyakan itu padaku?! Tentu saja aku akan pergi ke sekolah. Aku sudah telat. Mengapa kau mengikutiku?”
“ayo naik! Akan ku antar!”
“terima kasih! Tapi berhubung aku sudah telat ! baiklah ku terima tawaranmu.”
Ah aku sudah sampai. Tapi mengapa sepi?!
“rain.. hari apa sekarang?” Tanya ku bingung
“sabtu..” rain hanya tersenyum melihat ku
“kenapa kau tidak bilang padaku??! Rain !” teriakku sambil memukul-mukul bahu rain.
“habis kau terus saja mengoceh. Maka dari itu ku antar saja kau kesini. Agar kau melihatnya sendiri.”
“ah apa aku sudah gila ??!” ujarku memukul-mukul kepalaku pelan.
“memang kau sudah gila. Ingatan mu saja sudah payah !”
“apa??! Rain!!! Kau ini!!” kesal ku.
“apa kau lapar?” Tanya rain tiba-tiba.
“apa??? Apa kau mendengar perutku berbunyi lagi??” Tanya ku ketakutan sambil memegang perutku.
“kenapa kau ketakutan begitu?” Tanya rain.
“tidak… aku kira kau mendengar perutku berbunyi lagi.”
“tidak.. aku tidak mendengarnya , aku tau kau telat, pasti kau belu sarapan”
“kenapa kau serba tau rain!” ujarku.
“karena aku sahabatmu. Ayo naik ! kita jalan-jalan !”
“Apa? Bagaimana dengan seragamku?”
“tak apa! Mahasiswa sudah biasa terlihat dengan anak SMK .Jaman sekarang“
“Apa maksudmu?!”
“tidak! Hanya bergurau!”
“Ah kau ini !” ujarku sambil menggetok hel mnya.
“ayo turun !”
“ Baiklah!” ujarku.
“ayo masuk!” dia menarik tangan ku memasuki restoran.
“bisakah kau membawaku pelan-pelan?”
“duduklah!”
“Kurasa kau gila ! lenganku sakit!”
“benarkah? Kalau begitu aku meminta maaf padamu” rain tersenyum meledek.
“huh!”
“kau ingin pesan apa?”
“hmm.. aku terserah mu saja rain”
“tidak ! aku tak mau makan jika terserah ku!”
“baiklah-baiklah.. aku nasi goreng!”
“oke.. nasi goreng 2 dan jus alpukat 2” ujarnya pada pelayan. Aku hanya menatapnya aneh.
“ada apa? Kau tidak suka alpukat? Akan aku pesan untukmu lagi .”
“tidak perlu rain. Aku suka jus alpukat! Aku heran saja kenapa kau memesan alpukat”
“aku juga suka alpukat” ujarnya memijat hidungku pelan.
“kau kuliah?”
“tidak.kenapa?”
“pagi-pagi sudah rapi. Mau kemana?” tanyaku.
“henna.. jangan lah kau takut lagi dengan matahari.” Ujarnya.
“kenapa?”
“bukankah sudah ku bilang. Di balik itu semua mereka mempunyai keindahan masing-masing. Jadi janganlah kau hanya menunggu hujan. Nikmatilah yang lain !”
“kenapa tiba-tiba kau bericara seperti itu?”
“aku hanya ingin kau tidak menggantungkan dirimu pada hujan !”
“baiklah kak..”
“Kak?” tanyanya aneh.
“kenapa? Apa tidak boleh aku memanggilmu kakak? Kakak hujan !” ujarku sambil tersenyum.
“Tak apa adik ku yang manis!” jawabnya sambil mengelus-elus kepalaku.
“rain, aku ingin melihat pelangi. Apa mungkin?”
“pelangi sangat sulit untuk di lihat, kapan-kapan akan ku ajak kau melihatnya!”
“benarkah?” Tanya ku.rain hanya mengangguk melihat ku.
“kau sangat lugu & lucu henna…” aku hanya mengeluarkan senyum manisku.
“berjanjilah padaku henna..hujanmu adalah aku… aku sekarang hujanmu…” ujar rain.aku mengangguk.
“ayo makan.” Ujar rain saat makanan datang, aku pun menghabiskannya.
“ah kenyang!” ujarku.
“Alhamdulillah ! ” sindir rain.aku tertawa kecil.
“Alhamdulillah…”ujar ku.
“ayo kita pulang !” ajak rain.
“baiklah…” kami pun pulang. Rasanya aku tak ingin pulang. Aku ingin terus bersama rain. Perasaan ku pun tak enak.
“masuklah henna, maafkan aku jika aku membuatmu terganggu selama ini, jaga dirimu baik-baik” ujarnya saat sampai di depan rumah. Sambil tersenyum.
“Kenapa kau berbicara seperti itu? Seperti ingin pergi “ jawabku bingung.
“tidak ! masuklah..!”
“aku tidak akan masuk sebelum kau bicara jujur padaku!”
“aku akan masuk pesantren.”
“apakah hari ini ??!” Tanya ku lemas. Rain mengangguk.
“kenapa kau begitu cepat datang dan mengapa kau begitu cepat pergi hujan?!” tak terasa air mata ku mengalir deras. Tak dapat aku tahan. Mengapa kebahagiaan itu hanya sekejap?
“baru aku punya sahabat rain… tidakkah kau disini menemaniku dalam setiap hariku?”
“aku akan kembali di saat waktunya. Aku ingin membenahi diriku ini. Aku menyayangimu adik manis ..” rain mengelus lembut pipiku yang telah basah dengan air mata.
“apa itu tandanya aku akan sendiri lagi?”
“kau tak akan sendiri, jadilah dirimu sendiri,  tak selamanya manusia bersifat sama. Pasti ada temanmu yang akan membuat mu bahagia. Jika kau merindukanku.. sapalah hujan,matahari, juga bintang  & bulan…  karena hujanmu adalah aku… rain… walau tak ada hujan, janganlah kau bersedih. Karena sekarang hujan mu adalah aku… rain sahabatmu.. berjanjilah kau akan selalu menyimpanku dalam hatimu.” Ujar rain. Aku mengangguk
“my friend is rain..” bisik ku pada rain. Rain tersenyum dan memeluk ku.
“apa kau sedih?”
“ya!”
“bersembunyilah di balik hujan. Sebentar lagi hujan akan datang” ujarnya. Di kejauhan Ayah,Ibu dan adiknya memasuki koper-koper rain ke mobil
“rain…!!!” panggilku. Hujan turun deras. Rain menoleh ke arahku.
“aku sayang padamu kakak hujan ..” aku memeluk rain.
“apa ini mimpi???”
“ini bukan mimpi… bersikaplah dewasa, tidak aka nada yang seperti ini 5 tahun lagi. Kecuali jika kau mau menikah dengan ku.” Rain tertawa pelan.
“rain kau harus lakukan itu”
“Lakukan apa?”
“Rain !!! jangan bercanda !” tegas ku. Rain pun tertawa.
“kau masih kecil adikku… jangan memikirkan itu. Belajarlah dengan baik. 5 tahun lagi adalah waktu yang lama . “ ujarnya sambil memijit hidung ku.
“au sakiit ! kau jahat rain ! baru saja aku punya sahabat sejati  dan kakak yang baik. Dan dalam sekejap kebahagiaan itu hilang!”
”sabar  yah adik manis.aku akan mengunjungimu setiap ada hari libur. Tapi kau tak boleh lagi memelukku..”
“rain…! Huh !” aku merengut.
“tetaplah tersenyum dan ceria seperti  saat aku di sampingmu. Aku akan selalu ada di hatimu. kau seperti bebek jika tak tersenyum..” Ejek Rain.
“kakak hujaan !!” kesal ku
“Baiklah aku harus pergi. Jika kau ingin punya sahabat sejati yang setiap hari menemanimu, kau harus menungguku. Okeeeh?? Baiklah. Jaga dirimu baik-baik adik manis. Aku pergi !” rain pun masuk mobil & melambaikan tangannya padaku. Meninggalkan ku dalam hujan.
My friend is rain… segeralah kembali…. Menemaniku dalam kebahagiaan…
7 bulan telah ku lalui tanpa rain. Dalam sekejap aku dapat ceria walau tanpanya. Tapi tak dapat sepenuhnya kebahagiaan itu hadir. Aku tetap membutuhkannya.
“Hei henna … Assalamuallaikum…” wajahnya rain, tapi penampilannya ku rasa bukan. Dia memakai kopiah hitam dan sangat rapi.
“walaikumsalam .. siapa dirimu?? Apa kau ustadz yang turun dari hujan ?” ejekku.
“aku hujan! Ustadz hujan!” dia tertawa kecil & tak berani mendekat.
“Baiklah ustadz hujan .. selamat datang di rain… and rain …!!!” ujarku sambil tersenyum.


~ THE END ~

·         Setiap orang itu selalu membutuhkan orang lain… tak ada satupun manusia yang dapat berdiri sendiri.
·         Alam itu mempunyai keindahan masing-masing. Sambutlah mereka dengan senyuman & tetap semangat.
·         Jadilah sahabat yang baik… karena sahabat yang akan selalu di ingat dan di butuhkan …

Salam manis                       http://annaparkyoungna.blogspot.com/

By : Annafsul Mutmainnah      09.07.94     

Cerpen Keduaku …                            ~Terima kasih yg sudah baca~

“My Friend Is Rain”                      ~Sampai jumpa di cerpen berikutnya !!!!~
09.11.11 – 10.11.11

~ Semoga Cerpen2 dan novel yg sedang diproses dapat terbit di masyarakat luas! Aamiin Ya Robal Alamiin.^_^ ~



Tidak ada komentar :

Posting Komentar